:: UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Bangunan berundak di Jawa Barat kajian aspek bentuk dan keletakan

Dedy Abdullah; R. Cecep Eka Permana, 1965-, supervisor; Pojoh, Ingrid Harriet Eileen, examiner; Kresno Yulianto Soekardi, examiner ([Publisher not identified] , 2000)

 Abstrak

Dedy Abdullah. Bangunan Berundak di Jawa Barat : Kajian Aspek Bentuk dan Keletakan (dibawah bimbingan R. Cecep Eka Permana, M.Si.). Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 2000. Penelitian tentang bangunan berundak di Jawa Barat ini dilakukan terhadap 20 bangunan berundak berdasarkan kajian aspek bentuk dan keletakannya. Kajian yang dilakukan terhadap data pada dasarnya adalah pengamatan terhadap unsur-unsur atau variabel bentuk dan variabel keletakan yang merupakan atribut utama. Kajian ini termasuk dalam kajian deskriptif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini antara lain dengan melakukan klasifikasi taksonorni yang bertujuan membentuk tipe, dan melakukan korelasi yang bertujuan mendapatkan generalisasi tentang bangunan berundak yang terdapat di Jawa Barat. Pengamatan yang dilakukan menunjukkan bahwa atribut yang paling kuat yang merupakan atribut pembentuk tipe adalah atribut denah halaman. Dan hasil penelitian dapat diketahui bahwa ada 5 tipe utama bangunan berundak dengan jumlah yang berbeda-beda, dan beberapa tipe diantaranya memiliki beberapa lagi sub tipe bangunan berundak. Yang pertama adalah bangunan berundak tipe anak tangga yang terdiri dari 4 sub tipe. Kemudian bangunan berundak tipe piramida yang terdiri dari 3 sub tipe. Selanjutnya bangunan berundak tipe teras berderet yang terdiri dari bangunan berundak saja. Yang keempat adalah bangunan berundak tipe segitiga dan terdiri dari 1 bangunan berundak saja. Dan yang terakhir atau yang kelima adalah bangunan berundak tipe setengah lingkaran yang terdiri dari 4 sub tipe. Mengenai pola keletakan antara bangunan berundak dengan beberapa variabel keletakan yaitu antara lain gunung, sumber air, pemukiman, sawah, ladang, dan hutan adalah sebagai berikut: letak gunung adalah selalu di belakang situs, dimana gunung tersebut menjadi arah hadap dari bangunan berundak. Kemudian letak pemukiman dan sumber air terletak di depan bangunan berundak. Hal ini mungkin disebabkan lokasi yang lebih rendah dan permukaan tanahnya cenderung lebih rata, sehingga diperkirakan akan mempermudah dalam mendapatkan sumber air dan melakukan aktivitas para pendukung budaya bangunan berundak yang bersifat profan. Sedangkan keletakan sawah, ladang, dan hutan dari bangunan berundak tidal: menunjukkan adanya suatu pola tertentu. Sawah, ladang, atau hutan terletak secara acak di sekitar situs bangunan berundak, bisa di depan situs, di samping situs, ataupun di belakang situs

 File Digital: 1

Shelf
 S-Dedy Abdullah.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : S11845
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2000
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : xii, 122 pages : illustration ; 28 cm. + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S11845 14-19-371846453 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20156273