Anyaman dan tenunan dimasa lalu belum pernah atau jarang ditemukan. Hal ini disebabkan bahan bakunya tak bertahan terhadap kondisi alam dalam jangka waktu yang lama, kalaupun bertahan telah membatu. Oleh karena itu penelitian terhadap teknologi ini beralih kebekas jejaknya saja (matriks). Diantaranya melalui temuan gerabah. Hias anyam dan tenun yang menghiasi gerabah dari situs Gunung Wingko, memiliki jumlah dan jenis variasi yang tak terdapat di situs sejaman lainnya di Indonesia. Hal ini menyebabkan situsnya menjadi khas, Dari penelitian situsnya, sedikit sekali yang membahas mengenai artefak gerabah, terlebih pada teknik anyam dan tenun yang terlepas dari hias gerabah. Dalam penelitian ini dibahas motif hias anyam dan tenun. Tujuannya adalah mengungkapkan teknik-teknik dart pola serta cara pembentukannya dan menyusunnya kedalam suatu perkembangan pola-pola teknik. Penerapan dalam bidang arkeologi, adalah mem_peroleh teori mengenai prinsip teknologi anyam, disamping secara praktis dapat digunakan sebagai petunjuk dalam mengidentifikasi suatu motif anyam dan tenun pada gerabah. Untuk mencapai tujuannya, metode yang digunakan antara lain analisis khusus, analisis stratigrafia.dan seriasi, dan analog terbatas dengan mengkaitkan pada metode pengamatan barang tenun yang dipakai pada industri pertekstilan sekarang. Adapun hasilnya, bahwa situs ini telah mengenal tenun dan anyam dengan pola-pola berupa; kepang, tikar, bagor, dan kain. Perkembangan teknik cara-buat tersebut, mendapatkan pula per_bedaan bahan-baku yang digunakan. Dan penelitian ini masih perlu diujikan lebih lanjut. |