Tembok kota Banten Lama abad ke 16-19
Agus Udin Human;
Pojoh, Ingrid Harriet Eileen, supervisor
(Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991)
|
Berangkat dari pengamatan terhadap peta-peta dan data sejarah yang ada, penulis berasumsi bahwa Banten nampaknnya pernah roemiliki sarana pertahanan berupa tembok kota. Penelitian ini dimaksudkan sebagai upaya melacak keberadaan tembok kota sebagaimana yang pernah tampak pada peta-peta kuna tentang Banten. Mengingat penelitian ini berorientasi untuk memeperoleh kejelasan masalah tembok kota secara khusus, maka penelitian difokuskan pada tembok kota yang pernah diekskavasi oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (PUSLITARKENAS) dan Jurusan Arkeologi Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Ekskavasi tersebut dilakukan tahun 1985-1988. Kecuali itu dalam melengkapi analisisnya, penulis melakukan ekskavasi berupa kotak uji untuk menelusuri bagian struktur tembok kota yang belum terungkap pada penelitian sebelumnya. Landasan hipotetis yang digunakan dalam ekskavasi tersebut adalah deskripsi peta tahun 1659 dan catatan V.I. van de Wall, sedangkan penelitian-penelitian sebelumnya digunakan sebagai landasan operasional dalam menentukan lokasi kotak uji Melalui penelitiannya penulis. membuktikan kebenaran bahwa di Banten Lama terdapat tembok yang berbentuk zig-zag dan lurus dengan masing-masing ciri teknologinya. Perkiraan umur tembok kota tersebut sekitar 115 tahun. Secara lebih pasti umur ini dapat ditentukan dengan merujuk peta tahun 1596, sehingga perkiraan umur menjadi sekitar 89 tahun. Peta tahun 1659 menunjukkan adanya tembok yang berbentuk lurus, berarti umur tembok berbentuk zig-zag di misi Utara sekitar 63 tahun, sedangkan tembok yang berbentuk lurus bertahan selama 28 tahun hingga tahun 1685. Penulis juga mencatat bahwa penyertaan pagar keliling sebagai tembok kota telah dikenal sejak awal-awal Masehi, bahkan lebih awal lagi. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa pagar keliling merupakan gejala umum, yang berguna untuk mempersiapkan pertahanan dan perlindungan di berbagai tempat. Dengan membedakan kota-kota di Jawa abad ke 16-19 secara geografis menjadi kota pantai dan kota pedalaman menunjukkan bahwa pagar keliling atau tembok kota selalu terdapat pada kota pantai, sedangkan pada kola pedalaman tembok tersebut mengelilingi istana atau keraton. Terdapatnya tembok kota pada kota pantai merupakan alasan untuk mempersiapkan pertahanan kota yang memadai, karena keletakkan kota yang lebih terbuka dari arah laut |
S - Agus Udin Human.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | S11418 |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | |
Tipe Konten : | |
Tipe Media : | |
Tipe Carrier : | |
Deskripsi Fisik : | xii, 137 lembar : ill., peta ; 28 cm. |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
S11418 | 14-21-832148636 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20156379 |