Penelitian mengenai The Marshall Plan sebagai politik pembendungan era Perang Dingin bertujuan untuk mengetahui lebih jauh mengenai proses kemunculan program bantuan tersebut, sasaran utama yang ingin dicapai, dan tercapai atau tidaknya tujuan dari program bantuan tersebut. Pengumpulan data dilakukan melalui buku-buku dari berbagai perpustakaan, seperti perpustakaan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB), Depok; Kajian Wilayah Amerika (KWA), Salemba; Center for Strategic and International Studies (CSIS), Tanah Abang; dan Pusat Penerangan Kedutaan Besar Amerika Serikat serta data-data dari Internet dengan website www.Librarv of Congress dan www.google.com. Hasilnya menunjukkan bahwa buku-buku yang diperoleh dari perpustakaan-pcrputakaan dapat digunakan sebagai sumber sekunder. Sedangkan data-data dari internet ada yang digunakan sebagai sumber primer dan ada juga yang digunakan sebagai sumber sekunder. Program hantuan The Marshall Plan merupakan suatu kebijakan luar negeri Amerika Serikat pasca Perang Dunia II yang diperuntukkan bagi negara_-negara Eropa yang hancur akibat perang, khususnya Eropa Barat. Program yang dibuat pada pemerintahan Harry S. Truman ini dalam proses realisasinya menghadapi beberapa kendala terutama di Kongres dan di masyarakat. Namun pada akhirnya kendala tersebut dapat diatasi oleh para kelompok administrasi (kelompok yang dibentuk oleh pemerintah untuk memperjuangkan program The Marshall Plan di Konges dan di masyarakat) setelah kurang lebih 1.1 bulan lamanya. Hasil dari program tersebut dapat dilihat setelah 4 tahun kemudian dimana kondisi ekonomi Eropa Barat sudah mulai membaik serta tercapainya tujuan utama dari program ini, yaitu membendung kekuatan komunis di wilayah tersebut. |