Tidak seperti halnya bangsa Belanda yang lain yang menjajah bangsa Indonesia yang tidak disenangi, Van Lith mendapat tempat di tengah-tengah masyarakat Jawa, terutama di wilayah Muntilan, Ambarawa, Bedono, Magelang dan Yogyakarta. Sebagai seorang misionaris, Van Lith memang dapat mengambil hati masyarakat Jawa yang pada waktu itu masih hidup miskin. Dan ia tidak segan-segan menolong rakyat yang dalam kesulitan. Sejalan dengan ini, Van Lith juga menyebar_kan agama Katolik di Jawa, terhitung sejak tahun 1396 hingga wafatnya pada tahun 1926. Salah satu peninggalan Van Lith yang sangat berharga adalah, satu lembaga pendidikan yang bernama Sekolah Pendi_dikan Guru bantu di Muntilan yang bernaung di bawah panji Kolese averius. Dari tempat inilah muncul tokoh-tokoh Kato_lik seperti, I.J. Kasimo, F.S. Harjadi yang mempelopori berdirinya partai Katolik, yang pada mulanya khusus untuk orang-orang Jawa dan masih bernaung di bawah I.K.P. Hal ini terjadi pada tahun 1923. Partai ini bernama Perkumpulan Politik Katholik Djawi (FPKD). Pada tahun 1925 PFKD melepaskan diri dari I.K.P. dan berdiri sendiri dengan nama Persatuan Folitik Ka_tolik di Djawa. Puncak dari perkembangan partai ini adalah dengan berdirinya Persatuan Politik Katolik Indonesia yang terdiri dari beberapa partai Katolik di daerah di Indonesia. |