Boom ekspor karet (1950-1953)
Silitonga, Imelda;
Leirissa, Richard Zakarias, supervisor
(Universitas Indonesia, 1994)
|
Periode tahun 1950-1953 dalam sejarah Indonesia merupakan awal demokrasi liberal di masa pengaruh sistem Barat berperan dalam menjalankan pemerintahan. Pemerintahan dipimpin oleh Perdana Mentri yang dipilih berdasarkan mayoritas yang duduk dalam parlemen. Pada masa awal demokrasi liberal ini keadaan perekonomian nasional sungguh memprihatinkan, sektor_sektor perekonomian mengalami kerusakan akibat perang. Sektor perekonomian yang sudah berkembang masa Hindia Belanda yaitu perkebunan yang menjadi mata pencaharian mayoritas masyarakat Indonesia mengalami kerusakan berat sejak kedatangan Jepang. Politik perekonomian Jepang yang mengutamakan bahan-bahan makanan untuk mendukung perang, mengakibatkan perkebunan terbengkalai.Pemerintah masa ini berusaha untuk membangun kembali atau merehabilitasi perkebunan yang sudah ada dan membuka perkebunan baru. Kebijaksanaan kabinet yang ada tidak lepas dari masalah perekonomian dan perkebunan yang menjadi sumber utama devisa. Komoditi karat misalnya, telah menjadi salah satu komoditi yang berperan besar dalam perekonomian sejak masa Hindia Belanda dan masa Perang Dunia I.Situasi internasional yang dilanda Perang Dingin juga menjadi pertimbangan pemerintah Indonesia untuk mengembangkan komoditi karat karena permintaan dunia Terhadap komoditikarat sangat. Besar sehingga menyebabkan harga karat meningkat. Sementara itu di Indonesia terdapat persediaan karat yaitu peninggalan masa Hindia Belanda yang masih dapat diusahakan seperti karat rakyat dan karat perkebunan. Pecahnya Perang Korea akibat Perang Dingin menyebabkan permintaan dunia terhadap karat makin meningkat, hal ini mendorong banyaknya permintaan terhadap karat Indonesia baik oleh negara yang terlibat langsung dalam perang maupun yang tidak terlibat tetapi memproduksi peralatan perang. Keadaan perekonomian nasional yang semula sangat kekurangan devisa yang diperlukan untuk pembangunan nasional mulai teratasi, karena terjadinya boom dalam ekspor karet nasional di mana permintahan yang meningkat Terhadap karet menyebabkan harga karet meningkat drastis di pasar internasional. Kekurangan dalam anggaran pemerintah sejak terjadinya boom ekspor karet dapat diatasi. |
Imelda Silitonga.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | S12656 |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Depok: Universitas Indonesia, 1994 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | |
Tipe Konten : | |
Tipe Media : | |
Tipe Carrier : | |
Deskripsi Fisik : | xiii, 133 lembar ; 28 cm. |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
S12656 | 14-19-074481857 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20157030 |