Lapo tuak identik dengan orang Batak, artinya setiap ada lapo tusk asosiasi orang dan memang kenyataannya di sana pasti ada orang Batak, sebagai pengunjung tetap ataupun tidak. Demikian pula boleh dikatakan di mana terdapat pemukiman orang Batak di sana pasti ada lapo tuak sebagai tempat untuk pertemuan babas di antara penghuni perkampungan tersebut. Di tanah asal orang Batak, hampir di setiap huta (=kampung) ada lapo tuak. Sekalipun orang Batak di Jakarta tidak mendirikan perkampungan seperti di huta tanah Batak, tetapi nampaknya kebutuhan akan adanya tempat-tempat pertemuan tidak resmi seperti lapo tuak masih tetap dirasakan. Walaupun di Jakarta nampak semakin tajam perbedaan kelas, adanya lapo tuak tetap dirasakan oleh seluruh lapisan tidak pandang apakah status sosial tergolong rendah, bahkan orang-orang Batak yang tergolong mampupun tidak segan-segan berkunjung menghabiskan sekedar waktu. Bagi kebanyakan orang Batak di Jakarta, lapo tuak benar-benar merupakan tempat berkomunikasi, melepaskan rindu, tempat membuat janji, serta bisa juga untuk menyelesaikan masalah tanpa memandang dari lapisan sosial mana mereka terbilang. Sedangkan bagi golongan yang mampu, lapo tuak merupakan sarana untuk memuaskan ... |