ABSTRAKGerakan politik umat Syi'ah telah dimulai di Iraq semenjak masa kekhalifahan 'Ali bin Abi Thalib ra. Gerakan perlawanan ini juga muncul di Iraq pada periode pasca kemerdekaan tahun 1932. Setelah Revolusi Republik Iraq tahun 1958, terbentuklah organisasi politik umat Syi'ah Iraq yang bernama Hizb ad-Da'wah al-Islamiyyah. Lahirnya organisasi ini menandai di-mulainya kebangkitan politik umat Syi'ah di Iraq.Kebangkitan politik umat Syi'ah di Iraq ini, pada tahun 1979 digemakan kembali oleh Muhammad Bagir as-Sadr, seorang ulama marji' intelektual Iraq yang diakui kepemimpinannya oleh Hizb ad-Da'wah al-Islamiyyah. Fenomena baru ini menyebabkan munculnya gerakan perlawanan Syi'ah Iraq yang mendukung pemerin_tahan Iran dibawah kepemimpinan Ayatullah Ruhullah al-Khumaini. Sehubungan hal tersebut, selama periode 1979-1982, di Iraq telah terjadi gerakan-gerakan perlawanan syiah dalam bentuk: fatwa ulama syiah, gerakan demonstrasi, pengungsian massal, pembentukan organi_sasi, pemberontakan tentara Syi,'ah Iraq, dan gerakan_-gerakan aksi bawah tanah yang dilakukan organisasi Syi'ah Iraq.Pembahasan yang dilakukan telah menyimpulkan bahwa dominasi kelompok Sunni di dalam pemerintahan Iraq bukanlah salah satu faktor utama yang menyebab_kan terjadinya gerakan perlawanan Syi'ah Iraq pro-Iran tersebut. Gerakan ini disebabkan oleh lima faktor utama, yaitu: kebangkitan politik umat Syi'ah di Iraq, keberhasilan Revolusi Islam di Iran, sekulari_sasi Partai Ba'ath, pecahnya Perang Teluk, dan sifat represif (kekerasan) dari pemerintahan Iraq. Selain itu, dapat disimpulkan pula bahwa di antara kelima faktor penyebab utama tersebut, faktor sifat represif (kekerasan) dari pemerintahan Iraq merupakan faktor penyebab utama yang paling menentukan. |