:: UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Peranan deklarasi Balfour bagi bangsa Israel dan permasalahannya

Sartiningsih; Amin Subarkah, supervisor; M. Hamdan Basyar, supervisor; Yon Machmudi, examiner ([Publisher not identified] , 2001)

 Abstrak

ABSTRAK
Bangsa Israel adalah satu profil bangsa yang tidak kenal menyerah sebelum tercapai tujuannya, tanpa memikirkan apakah cara yang ditempuh benar atau salah. Hal ini terlihat dari usaha mereka dalam merebut tanah Palestina dari pemilik sahnya. Sejak awal Israel sudah tidak diterima kehadirannya di Palestina, bahkan di daerah mana pun mereka berada. Karena merasa memiliki keterikatan historis dengan Palestina, akhirnya mereka berbondong-bondong datang ke Palestina. Imigrasi besar_-besaran kaum Yahudi ini terjadi sejak akhir tahun 1700-an. Akibat pembantaian diderita, maka mereka merasa harus mencari tempat yang aman untuk ditempati. Oleh Inggris mereka ditawarkan untuk memilih kawasan Argentina, Uganda, atau Palestina untuk ditempati, tapi Herzl lebih memilih Palestina.
Dengan berdatangannya bangsa Yahudi ke Palestina secara besar-besaran, menyebabkan kemarahan besar penduduk Palestina. Gelombang imigran semakin lama semakin besar jumlahnya. Pertikaian antara penduduk Palestina dengan pendatang Yahudi tidak dapat dielakan sehingga banyak korban berjatuhan.
Berdasarkan basil perjanjian Sykes Picot tahun 1915 yang secara rahasia dan sepihak telah menempatkan Palestina berada di bawah kekuasaan Inggris. Dengan berlakunya sistem mandat atas Palestina, Inggris membuka pintu lebar-lebar untuk para imigran Yahudi dan hal ini memancing protes keras bangsa Palestina. Aksi Inggris selanjutnya adalah memberikan persetujuannya melalui Deklarasi Balfour pada tahun 1917 agar Yahudi mempunyai tempat tinggal di Palestina. Deklarasi Balfour telah meninabobokan penguasa Arab terhadap pengkhianatan Inggris yang menyerahkan Palestina kepada Zionis.
Theodore Herzl adalah The Founding Father of Zionism. Dia menggunakan Zionisme sebagai kendaraan politiknya untuk merebut Palestina. Kemampuannya dalam melobi para penguasa dunia tidak diragukan lagi. Sederetan orang-orang terkenal di dunia seperti Paus Roma, Kaisar Wilhelm Jerman, Ratu Victoria Inggris, dan Sultan Turki di Istambul telah ditaklukkannya. Zionisme adalah otak dalam perebutan wilayah Palestina dan serangkaian pembantaian yang dilakukan Yahudi.
Resolusi DK PBB No. 181 (II) tanggal 29 November 1947 telah membagi Palestina menjadi tiga bagian. Hal ini mendapat protes keras dari penduduk Palestina. Mereka menggelar demonstrasi besar-besaran menentang kebijakan PBB ini. Lain halnya yang dilakukan dengan bangsa Yahudi. Dengan suka cita mereka mengadakan perayaan atas kemenangan besar ini. Bantuan dari beberapa negara Arab dalam bentuk persenjataan perang mengalir ke Palestina. Saat itu pula menyusul pembubaran gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir dan pembunuhan terhadap Hasan al-Banna yang banyak berperan dalam membela Palestina dari cengkraman Israel.

 File Digital: 1

Shelf
 Sartiningsih.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : S13417
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2001
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : xiii, 133 pages : illustration ; 28 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S13417 14-19-329493770 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20157652