Hubungan semantis antarkalimat dalam sebuah wacana bahasa Jepang Modern
(Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002)
|
Dalam praktek berbahasa, yaitu dalam kegiatan komunikasi, kalimat ternyata bukanlah satuan bahasa yang terlengkap. Hal ini jelas terlihat apabila kita membaca sebuah artikel surat kabar, misalnya, di mana artikel tersebut merupakan salah satu perwujudan dari komunikasi, yaitu antara penulis artikel dan pembaca. Kita akan menjumpai bahwa jika salah satu kalimat dalam artikel tersebut kita pisahkan dari kalimat-kalimat di sekitarnya, kalimat itu akan menjadi satuan yang tidak mandiri. Tidak dapat dipahami dalam kesendiriannya. Kalimat tersebut baru memiliki makna bila berada dalam konteks dengan kalimat-kalimat yang berada di sekitarnya. Ini menunjukkan bahwa kalimat hanyalah unsur pembentuk satuan bahasa lainnya yang lebih besar. Satuan bahasa yang lebih besar dari kalimat itu disebut dengan wacana, dan merupakan satuan bahasa yang terlengkap dalam tataran studi linguistik. Sebagai satuan bahasa yang lengkap, wacana harus memiliki konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh yang bisa dipahami oleh pembaca atau pendengar. Agar dalam sebuah wacana bisa terwujud gagasan yang utuh, setiap satuan yang menyusun sebuah wacana harus berhubungan atau memiliki pertalian satu sama lain. Satuan-satuan dalam wacana berhubungan satu sama lain oleh berbagai hubungan semantis. Skripsi ini menganalisis sebuah wacana tulis bahasa Jepang modern untuk mengetahui hubungan-hubungan semantis yang menyatukan kalimat-kalimat di dalamnya. Dari hasil analisis, diketahui bahwa wacana tersebut adalah sebuah wacana yang memiliki kesatuan gagasan di dalamnya. Kalimat-kalimat dan paragraf-paragraf yang menyusunnya memperlihatkan hubungan semantisnya satu sama lain. Hasil analisis juga memperlihatkan bahwa hubungan yang paling sering dijumpai pada wacana tersebut adalah hubungan penjelasan dengan pengungkapan kembali. Hubungan jenis ini adalah hubungan yang salah satu bagiannya mengungkapkan kembali bagian sebelumnya dengan berbagai cara. Tujuannya adalah untuk lebih meyakinkan pembaca akan suatu hal yang disampaikan. Hal ini ada hubungannya dengan jenis wacana tersebut yang merupakan wacana argumentasi. Dalam wacana tersebut juga dijumpai berbagai alat dan cara untuk menandai setiap jenis hubungan yang terjadi. Seorang pembaca diharapkan dapat menangkap setiap makna dari alat penanda hubungan semantis untuk dapat memahami isi wacana dengan baik dan benar. |
S - Sri Budi Lestari.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | S13683 |
Subjek : | |
Penerbitan : | [Place of publication not identified]: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind, jap |
Sumber Pengatalogan : | |
Tipe Konten : | |
Tipe Media : | |
Tipe Carrier : | |
Deskripsi Fisik : | vii, 46 lembar : 30 cm. |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
S13683 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20157829 |