Marivaux adalah salah satu penulis awal abad XVIII yang terkenal dengan gaya penulisannya yang khas, yaitu komedi yang bertemakan cinta. Ia menghadirkan cinta dengan segala nuansa serta permasalahannya dan menutup lakon dengan kemenangan cinta. Karya-karya Marivaux semakin mudah diresapi karena kemampuan analisis psikologis tokohnya yang sangat tajam. la mampu memerikan efek-efek cinta dengan detil dalam setiap karyanya. Berdasarkan gaya penulisan Marivaux, skripsi ini akan meneliti pertumbuhan cinta dan perkembangan psikologis tokoh akibat cinta dalam salah satu karya Marivaux: Le Jeu de 1 'Amour et du Hasard. Analisis alur, tokoh dan latar akan menggunakan teori Gustave Freytag dalam Redaction et Analyse d'un Texte Dramatique dan teori Anne Ubersfeld dalam Lire le Theatre. Untuk menganalisis psikologis tokoh dengan lebih dalam, digunakan teori psikologi mengenai perkembangan cinta dan gejala-gejala cinta dalam Social Psychology in the 90's dan The Handbook of Love. Le Jeu de l'Amour et du Hasard menceritakan tentang Silvia, seorang gadis bourgeois kaya yang akan dijodohkan dengan Dorante, anak dari teman ayahnya. Silvia memiliki pandangan yang pesimis mengenai pernikahan dan keberadaan pria yang baik. Menurutnya, semua pria memakai topeng saat berada di luar rumah, dan akan sukar sekali menemukan pria yang benar-benar baik. Atas dasar hal ini, ia mengusulkan untuk bertukar peran dengan Lisette, pelayannya, agar dapat mengamati Dorante dengan bebas. Di luar pengetahuan Silvia, Dorante memiliki ide yang sama, dan bertemulah mereka dalam penyamaran. Tentu saja cinta segera tumbuh diiringi segala konflik batin kedua tokoh utama. Dalam alur, proses yang panjang terjadi dalam tahap gawatan. Disinilah cinta Dorante dan Silvia turnbuh dan berkembang menghadapi berbagai cobaan yang ada. Marivaux memperlihatkan perbedaan sikap antara pria dan wanita dalam menghadapi cinta. Dorante mengungkapkan perasaannya secara langsung, sementara Silvia memilih untuk menyimpan sendiri perasaannya sambil menunggu kepastian bahwa Dorante adalah pria yang tepat dan benar-benar mencintainya. Kisah cinta antar pelayan juga disajikan dalarn lakon ini. Disini terlihat perbedaan antara cinta yang tumbuh dalam kebebasan karma keluguan para pelayan dengan cinta yang tumbuh dalam suasana terkekang akibat banyak pertimbangan. Cinta yang diungkapkan dengan bebas akan Iebih membawa kebahagiaan bagi para pecinta. Tokoh utama lakon ini adalah wanita bourgeois yang cerdas dan berani mengungkapkan pemikirannya kepada ayahnya. Ia tidak diam saja saat dijodohkan dan mampu merancang berbagai sandiwara untuk mendapatkan cinta sejatinya. Marivaux juga memunculkan sedikit bentuk feminisme awal abad XVIII. |