Pertentangan sikap konformis dan non konformis dalam lakon L'Ecole Des Maris dan Le Misanthrope karya Moliere
Sirait, Gustaf Daud;
Talha Bachmid, supervisor
(Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004)
|
Moliere, pengarang komedi terbesar Francis yang hidup pada abad ke-17, tidak hanya pandai berlakon dan menciptakan lakon. Ia juga pandai memasukkan pandangan hidupnya dalam lakonnya. Pandangan hidup konformisnya menggema pada tokoh Ariste dalam lakon 1 'Lcole des Mans dan Philinte dalam lakon le Misanthrope. Pada lakon I'Ecole des Marls dan le Misanthrope, sikap konformis, yaitu sikap yang menunjukkan perilaku serupa dengan perilaku sesama, dipertentangkan dengan sikap non konformis, yaitu sikap penolakan terhadap adat perilaku dan nilai masyarakat. Pertentangan sikap tersebut bertemakan pendidikan remaja, khususnya remaja gadis, pads lakon 1'Ecole des Marrs. Sedangkan pada lakon le Misanthrope, pertentangan antara konformitas dengan non konformitas mengambil tema kejujuran. Tokoh non-konformis, Sganarelle dan Alceste, dalam kedua lakon menentang adat kebiasaan masyarakat Paris karena mereka masih memegang teguh adat kebiasaan lama yang kasar dan kuno. Sikap mereka itu mengundang kritik dan tentangan dari para tokoh yang mengikuti adat kebiasaan baru di masyarakat Paris. Namun, kedua tokoh konformis tak memedulikan kritik dan tentangan yang diberikan para tokoh non konformis, terutama Ariste dan Philinte. Sikap berkeras pars tokoh non konformis membuat mereka tertimpa kemalangan. Mereka berdua kehilangan cinta mereka dan dikhianati. Kekecewaan membuat mereka menjauhkan diri dari para tokoh konformis. Oleh MoIiere, penampilan yang hampir sama dalam penokohan dan hubungan antar tokoh pada kedua lakon diimbangi dengan pengaluran yang sama. Bila dihubungkan dengan teori segitiga Freytag, alur pada bagian pemaparan kedua lakon menampilkan pertentangan sikap konformis dan non konformis antara tokoh Ariste dengan Sganarelle dalam lakon 1 Scale des Maris dan antara tokoh Philinte dan Alceste dalam lakon le Misanthrope. Pada bagian rangsangan, tokoh non konformis menggerakkan alur cerita menuju gawatan. Alur gawatan pada kedua lakon tampak panjang dan berakhir pada klimaks. Klimaks ini menampilkan kegagalan tokoh non konformis dalam usaha mendapatkan keinginan mereka. Pada bagian selesaian, kegagalan tersebut membuat tokoh non konformis meninggalkan pars tokoh konformis. |
S-Gustaf Daud Sirait.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | S15091 |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | |
Tipe Konten : | |
Tipe Media : | |
Tipe Carrier : | |
Deskripsi Fisik : | ix, 81lembar ; 28 cm. |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
S15091 | 14-20-013150654 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20158483 |