:: UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Kritik nalar Islam; telaah hermeneutik dalam pemikiran Mohammed Arkoun disusun

Sony Heru Prasetyo; Siti Rohmah, supervisor (Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005)

 Abstrak

Sudah sekian lama, pemikiran Islam berada dalam kondisi ketertutupan dan stagnasi. Sampai dengan era modern kini, pemikiran Islam masih saja berdaulat pada berbagai episteme dan piranti kebudayaan yang dihasilkan oleh para pembuat peradaban Islam zaman lampau. Pemikiran Islam bahkan sering dinarasikan dengan berbagai ungkapan yang negatif. Mohammed Arkoun adalah seorang pemikir yang senantiasa gelisah melihat kondisi ketertutupan nalar Islam. Tafsir tradisional-ortodoks terhadap teks kitab suci-yang masih terus digunakan hingga kini-menurut Arkoun memiliki andil besar terhadap ketertutupan nalar Islam. Menurut Arkoun, teks kitab suci harus ditafsirkan secara baru mengikuti struktur nalar yang berkembang pada setiap periode zaman. Dalam konteks tersebut, penggunaan hermeneutika modern terhadap teks kitab suci (al-Quran) menjadi suatu keniscayaan dalam pandangan Arkoun. Apresiasi Arkoun yang besar terhadap hermeneutika dapat dimengerti sebagai akibat dari pergumulan Arkoun dengan teori-teori sejarah dan filsafat Bahasa yang tumbuh subur di Barat, utamanya di Perancis dan Jerman. Para filsuf seperti: Hans-Georg Gadamer, Paul Ricoeur, Ferdinand de Saussure, dan Jacques Derrida_di samping juga para filsuf lainnya-sering menjadi rujukan Arkoun dalam usahanya mengembangkan metode hermeneutika. Metode hermeneutika yang dipelajari dan dikembangkannya ini pun secara signifikan telah ikut berperan membentuk format dan visi intelektualitasnya dalam memahami Islam. Hermeneutika terhadap teks kitab suci (al-Quran) yang ditawarkan Arkoun tidak lagi bertujuan mencari prinsip-prinsip pengetahuan metafisik ansich atau sekadar menempatkan suatu metadiscourse seperti yang pernah dihasilkan pemikir Islam skolastik semisal al-Farabi, ibn Sina, dan ibn Rusyd. Hermeneutika Arkoun terlebih ingin mendialogkan teks al-Quran dengan sejarah, pemikiran, serta dengan persoalan-persoalan konkret kemanusiaan, sekarang dan di sini. Dengan kata lain, melalui hermeneutika, Arkoun ingin memeras teks al-Quran sehingga mampu menghasilkan metode-metode baru, pemikiran-pemikiran baru yang relevan dengan konteks kekinian. Hermeneutika yang ditawarkan Arkoun juga sama sekali tidak berpretensi mengejar tujuan-tujuan ekstra Qurani atau sekadar bersifat apologetis seperti yang nampak pada gerakan pemikir Islam abad ke-19. Hermeneutika Arkoun justru didasarkan pada instrumen-instrumen metodologis yang kokoh. Dengan menggunakan instrumen metodologis yang kokoh, penafsiran al-Quran diharapkan mampu merasionalisasikan doktrin yang ditemukan dalam atau dirujukkan kepada al-Quran, dan pada saat yang sama mampu mendemitologisasi berbagai pemahaman mitis dan metafisik di sekitar penafsiran al-Quran. Upaya hermeneutika yang ditujukan untuk membangun kembali pemikiran Islam tidak akan berpengaruh signifikan apabila tidak didahului dengan penggunaan analisis historis dan strategi dekonstruksi. Kedua hal tersebut akan menjadi perangkat pengungkap nalar ortodoki Islam yang telah menyelimuti seluruh dimensi pemikiran Islam. Semua langkah dan upaya Arkoun tersebut dijelmakan dalam proyek ambisiusnya: kritik nalar Islam.

 File Digital: 1

Shelf
 Sony Heru Prasetyo.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : S16119
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik : viii, 121 lembar : ill. ; 28 cm.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S16119 14-21-887562021 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20159618