Peter L. Berger bukanlah seorang fenomenolog. la adalah seorang ahli sosiologi, yang menggunakan fenomenologi hanya sebagai alat untuk mengembangkan dasar-dasar teorinya agar dapat menangani data empiris yang dihadapi sosiologi secara lebih menyeluruh dan memuaskan. Penyelidikannya bertolak dari dunia yang dialami, yang nampak begitu saja kepada kita (tanpa menuntut pembuktian lebih lanjut) sebagai dunia intersubyektif yang memanggil kita untuk bersikap dan bertindak. Dengan demikian dunia kehidupan sehari-hari muncul kepada kita sebagai dunia yang penuh makna, yang memberikan arah penglihatan tertentu untuk mengalaminya. Masyarakat dipahami sebagai suatu gejala dialektis, merupakan hasil kegiatan manusia yang kemudian bertindak balik membentuk penciptanya. Manusia menghasilkan masyarakat dan masyarakat menghasilkan manusia. Kedua pernyataan ini tidak saling bertentangan asalkan dipahami sebagai satu kesatuan dalam gerak dialektis masyarakat yang terdiri atas tiga momen : eksternalisasi, obyektivasi dan internalisasi. Eksternalisasi adalah pencurahan kegiatan yang terus-menerus dari manusia terhadap dunianya, baik yang berupa kegiatan fisik maupun mental. Obyektivasi adalah momen dimana hasil kegiatan manusia menyatakan dirinya sebagai realitas obyektif yang harus dihatapi oleh penciptanya sebagai sesuatu yang berada di luar dan bersifat memaksa. Internalisasi adalah penyerapan kembali realitas yang sama oleh manusia dalam kesadaran subyektif. Melalui bahasa pengalaman manusia, baik yang bersifat pribadi maupun sosial, diobyektivasi, diingat dan dikumpulkan. Dari akumulasi seperti ini terbentuklah kumpulan pengetahuan yang disimpan secara sosial dan kemudian diwariskan dari satu generasi ke generasi lainnya serta dapat di-pelajari oleh setiap anggota masyarakat. Sebagian terbesar dari kumpulan pengetahuan yang disimpan secara sosial itu terdiri atas pengetahuan yang memberi petunjuk praktis bagaimana persoalan-persoalan rutin harus ditangani. Pembagian pekerjaan dalam masyarakat diikuti oleh perkembangan bermacam-macam pengetahuan khusus yang masing-masing bertalian dengan bidang-bidang pekerjaan tertentu. Melalui proses sosialisasi berbagai macam pengetahuan khusus ini diwariskan kepada generasi berikutnya dan dengan demikian diinternalisasi menjadi realitas subyektif pada diri orang-orang. Realitas ini mempunyai kekuatan untuk membentuk orang-orang, dalam arti dapat menghasilkan tipe-tipe manusia yang khusus : tukang obat, insinyur, anggota parlemen dan sebagainya. Berada dalam nasyarakat sama artinya dengan mengambil bagian dalam proses dialektisnya. Setiap anggota masyarakat secara simultan akan mengeksternalisasikan keberadaannya dalam dunia sosial dan sekaligus menginternalisasikan dunia sosial itu dalam kesadarannya. Kepribadian terbentuk dari hubungan dialektis ini dan oleh karenanya selalu bercorak sosial. Hubungan-hubungan tertentu dalam suatu struktur sosial akan membentuk identitas-identitas dan kemudian identitas-identitas itu menjalankan pengaruh balik untuk meme1ihara dan mengubah masyarakat. |