:: UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Sajak Mignonne, Allons voir si la rose karya Pierre De Ronsard dan sajak si tu T'Imagines karya Raymond Queneau suatu studi perbandingan

Dethi Silvidah Gani; Okke Saleha K. Sumantri Zaimar, supervisor (Universitas Indonesia, 2006)

 Abstrak

Pierre de Ronsard adalah tokoh besar dalam kesusastraan Prancis abad XVI. Sebagai sastrawan, karya-karyanya merefleksikan kondisi zaman. Ia membuat sajak Mignonne, allons voir si la rose untuk menyampaikan kegelisahannya berkaitan dengan kesadarannya akan singkatnya masa muda, sehingga dalam sajaknya, ia mengajak seorang gadis yang dipanggil dengan sebutan Mignonne untuk memanfaatkan masa muda. Sementara itu, Raymond Queneau yang merupakan penyair Prancis abad XX, juga sangat terlibat dalam kesusastraan pada masanya. Dalam sajak Si tu t_imagines, Queneau memberikan gambaran perbedaan kondisi tubuh manusia pada saat muda dan setelah mengalami penuaan. Ia mengajak seorang gadis yang dipanggilnya dengan sebutan fillette untuk memanfaatkan masa mudanya dengan baik sehingga di kemudian hari penyesalan tidak akan terjadi. Dua karya penyair-penyair besar di Prancis tersebut diperbandingkan dalam penelitian yang menempatkan metode struktural sebagai landasan penelitiannya ini. Kedua sajak akan dianalisis berdasarkan aspek bentuk dan aspek isi. Analisis aspek bentuk terdiri dari analisis aspek metrik, aspek bunyi, dan aspek sintaksis, sedangkan analisis aspek isi terdiri dari analsis aspek semantik dan aspek pragmatik. Sajak Mignonne, allons voir si la rose karya Pierre de Ronsard dikutip dari buku karangan Andr_ Lagarde dan Laurent Michard yang berjudul Les Grands Auteurs Fran_ais du Programme XVIe si_cle halaman 139. Buku ini diterbitkan pada tahun 1970 oleh Penerbit Bordas di Paris. Sementara sajak Si tu t_imagines karya Raymond Queneau dikutip dari buku karangan Jean Thoraval yang berjudul Les Grands _tapes de la Civilisation Fran_aise halaman 556-557. Buku ini diterbitkan pada tahun 1969 oleh penerbit Bordas di Paris. Penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk melihat persamaan dan perbedaan yang terdapat kedua sajak berdasarkan analisis aspek bentuk dan aspek isi, kemudian melihat tampilan tema masing-masing sajak untuk membuktikan asumsi peneliti yaitu kedua sajak mengemukakan tema yang sama. Berdasarkan pembacaan terhadap kedua sajak dapat dikatakan bahwa kedua sajak membicarakan mengenai perjalanan kehidupan manusia yang diwarnai berbagai perubahan yang berkaitan dengan pergerakan waktu yang tidak dapat dihentikan. Kedua penyair memiliki kekhawatiran yang sama mengenai datangnya masa tua yaitu, saat manusia sudah tidak berdaya dan segala kejayaan masa mudanya telah sirna. Oleh karena itu, mereka menyarankan dan mengajak untuk memanfaatkan masa muda dengan sebaik-baiknya sehingga di kemudian hari penyeselan tidak akan muncul. Kekhawatiran yang sama mengenai kehidupan muncul pada kedua penyair yang berbeda zaman itu. Hal ini dapat dikaitkan dengan latar belakang kehidupan mereka masing-masing. Kondisi masa yang akan datang merupakan sesuatu yang semu bagi mereka berdua. Kedua sajak ini juga menampilkan rasa kasih sayang antara penyair sebagai penutur dengan lawan bicaranya yaitu seorang gadis muda. Ronsard mengemukakan tema waktu dalam kehidupan manusia jika direfleksikan pada alam, sementara Queneau mengemukakan tema waktu dalam kehidupan manusia.

 File Digital: 1

Shelf
 RB10G34s-Sajak mignonne.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : S14484
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Penerbitan : Depok: Universitas Indonesia, 2006
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik : xix, 102 lembar : ill. ; 28 cm.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S14484 14-21-583890718 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20159719