:: UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Hubungan puisi dan lukisan Cina (analisa berdasarkan puisi Wang Wei)

Maya Satwikayanti; Iwan Fridolin, supervisor (Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007)

 Abstrak

Cina merupakan sebuah negara yang mempunyai perjalanan sejarah panjang. Dari dinasti-dinasti yang ada, Cina mempunyai tradisi kehidupan yang kuat dan mendalam. Tradisi kehidupan tersebut mencakup segala aspek kehidupan yang selalu berubah dan berkembang. Demikian pula halnya dalam bidang kebudayaan. Kebudayaan Cina berkembang dari masa ke masa sampai pada taraf yang tertinggi. Adapun salah satu ragam dari kebudayaan Cina yang terpenting adalah kesusastraan Cina. Kesusastraan Cina, seperti kesusastraan lainnya, mempunyai banyak macam ragamnya. Salah satu bentuk kesusastraan Cina adalah puisi. Puisi di Cina merupakan salah satu karya sastra yang sangat popular. Cina mempunyai begitu banyak puisi yang ditulis oleh para penyair, dapat dikatakan hampir seluruh cendekiawan Cina pada jaman dahulu adalah juga merupakan penyair. Mereka mengungkapkan pemikiran-pemikirannya melalui puisi, dan biasanya 50% dari karya-karya seorang cendekiawan saat itu terdiri dari puisi. Mereka terus berkarya dan tidak berhenti memperbaharuinya. Mereka membuat kesusastraan Cina sampai pada taraf yang paling tinggi. Oleh karenanya tidaklah mengherankan kalau Cina dijuluki sebagai negara puisi. Puisi bagi orang Cina adalah suatu cara untuk mengungkapkan perasaan_perasaannya akan kenikmatan-kenikmatan hidup sehingga mereka dapat melupakan kesibukan sehari-hari yang membosankan. Dengan kata lain, puisi Cina selain merupakan tulisan yang memuat ajaran-ajaran kehidupan untuk diteladani juga merupakan alat hiburan di kala senggang atau santai. Puisi mengajarkan orang Cina untuk mengapresiasi atau menikmati keadaan di sekitarnya. Dalam menciptakan puisi, para penyair menggunakan perasaannya yang halus sehingga apa yang tertuang menjadi sesuatu karya sastra yang sangat indah. Puisi Cina mempunyai hubungan yang erat dengan karya kesenian yang lain, yaitu lukisan Cina. Lukisan di Cina dianggap sebagai bunga kebudayaan Cina. Lukisan Cina - tidak seperti lukisan di negara-negara lain - banyak memperlihatkan penghematan bahan dengan banyaknya bidang-bidang kosong. Penggambaran suatu obyek pemandangan kadang juga difokuskan secara dekat, sehingga yang terlihat hanyalah penggalan dari obyek tersebut. Tetapi walaupun demikian, dalam lukisan tersebut orang akan dapat melihat suatu harmonisasi yang utuh dengan alam. Hal tersebut dapat terjadi karena, lukisan mempunyai hubungan yang erat dengan puisi. Biasanya di dalam lukisan dicantumkan sebait puisi. Di sini puisi memberikan jiwanya pada lukisan. Keduanya datang dari jiwa atau semangat yang sama. Dalam puisi dan lukisan Cina dapat terlihat bahwa jiwa pelukis adalah jiwa penyair. Pelukis Cina mengekspresikan kesan dan penekanan yang sama dengan penyair Cina atas suatu suasana yang dilihatnya, dan juga memberikan kesatuan yang sama terhadap alam, yang mana semua ini merupakan ciri yang sama pada puisi Cina. Hal tersebut menyebabkan adanya istilah Mata penyair adalah juga mata pelukis. Sehinggga tidaklah mengherankan kalau di Cina sering terjadi bahwa seorang penyair adalah sekaligus merupakan pelukis, demikian pula sebaliknya.

 File Digital: 1

Shelf
 Maya Satwikayanti.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : S13052
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik : v, 99 lembar : ill. ; 28 cm.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S13052 14-21-147871917 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20160026