:: UI - Skripsi Open :: Kembali

UI - Skripsi Open :: Kembali

Manusia psikotik-egoistik : sebuah analsis terhadap karatkter fiksi Hannibal Lecter melalui pemikiran Sigmund Freud dan Max Stirner

Riski Yulisetianie; Boangmanalu, Singkop Boas, supervisor (Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008)

 Abstrak

Masa lalu seseorang adalah sebuah proses pembentukan karakter individu. Hal ini terlihat pada karakter fiksi rekaan Thomas Harris, yaitu Hannibal Lecter. Ia telah kehilangan orang tua dan adik tercintanya ketika ia menginjak usia enam tahun. Ia berkembang menjadi anak yang sulit diatur, penyendiri, namun genius. Ketika dewasa, ia menjadi dokter kejiwaan sekaligus ahli forensik yang sukses. Namun di balik itu, ia merupakan orang yang gemar membunuh orang lain dengan sadis dan memakan tubuhnya. la tidak segan menyingkirkan seseorang yang menghalanginya untuk mendapatkan yang ia inginkan. la hanya mengenal dua hal: hal yang membuatnya senang, dan yang tidak. la selalu memilih hal yang pertama. Karakternya yang unik inilah yang hendak dianalisis melalui pendekatan psikoanalisis igmund Freud dan egoisme Max Stirrer. Teori kepribadian Freud menyatakan bahwa terdapat tiga struktur psikis manusia: id, ego, dan superego. Ketiganya bekerja dalam mekanisme yang seimbang. Namun, dalam beberapa kasus, ketiganya tidak dapat bekerja dengan semestinya, sehingga menimbulkan suatu gangguan neurotik atau psikotik. Dalam perspektif Freudian, Lecter merupakan individu dengan ketidakseimbangan psikis yang menyebabkan ia selalu dikuasai oleh dorongan-dorongan id, yaitu selalu bertindak atas dasar kenikmatan. Oleh Freud, hal ini disebut gangguan psikosis. Tindakannya ditentukan oleh hasrat-hasrat. Semua ini merujuk pada dirinya yang egois dan tak peduli pada hal selain dirinya. Bagi Stirner yang hidup sebelum Freud, manusia dipahami sebagai individu yang otonom dengan predikat kepemilikan pribadi. Menurutnya, Yang ilahi adalah urusan Tuhan, yang manusiawi adalah urusan manusia. Urusanku bukanlah yang ilahi dan bukan juga yang manusiawi, bukan juga yang benar, yang baik, yang adil, yang bebas, dan lain-lain ; melainkan milikku belaka. Lecter telah menjadi the owner, memiliki segala hal yang ada dalam kuasanya dan kendalinya. Dengan memiliki, ia akan mendapatkan dan menikmati segala hal yang diinginkannya, karena kepemilikan merupakan keseluruhan keberadaan dan eksistensinya. Dengan menjadi egois, ia telah menemukan dirinya melalui self-reflection sebagai dasar ontologis manusia, dan kemudian mampu mendefinisikan dirinya. Setelah melalui penelitian, Lecter layak disebut sebagai manusia psikotik-egoistik. Hal ini dimaksudkan untuk memberi klasifikasi dan pemahaman baru mengenai mentalitas Hannibal Lecter. Kata Kunci : karakter fiksi; psikoanalisis; teori kepribadian; psikotik; egoisme; egoistik; individualistik

 Metadata

No. Panggil : S16060
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik : viii, 85 lembar ; 27 cm.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S16060 14-20-362003266 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20160325