Deskripsi Lengkap
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text (rdacontent) |
Tipe Media : | computer (rdamedia) |
Tipe Carrier : | online resource (rdacarrier) |
Deskripsi Fisik : | ix, 42 pages : illustration ; 28 cm + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
- Ketersediaan
- File Digital: 1
- Ulasan
- Sampul
- Abstrak
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
S-Pdf | 14-18-409111042 | TERSEDIA |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20175147 |
Abstrak
ABSTRAK
Daun pacar air {Impatiens balsamina Linn.) dikultur pada medium Murashige-Skoog (1962) modifikasi dengan pemberian interaksi 2,4-D dan kinetin. Kultur dipelihara dalam ruang bersuhu +-25C dan diberi cahaya. Pengamatan dilakukan terhadap waktu inisiasi, jenis, warna, berat basah dan berat kering kalus. Kalus mulai terbentuk pada minggu ke-2 setelah penanaman, berwarna krem dan bertekstur remah kompak. Berat basah kalus rata-rata tertinggi pada minggu ke-4 diperoleh dari kalus dalam medium PIO (2 ppm 2,4-D + 0,5 ppm kinetin) yaitu 0,2288 gram, dan berat kering kalus rata-rata tertinggi diperoleh dari kalus dalam medium P9 (1 ppm 2,4-D + 0,5 ppm kinetin) yaitu 0,0195 gram. Berat basah dan berat kering kalus rata-rata tertinggi pada minggu ke-8 diperoleh dari kalus dalam medium PIO (0,2991 gram dan 0,0285 gram). Berat basah kalus rata-rata tertinggi pada minggu ke-12 diperoleh dari kalus dalam medium P3 (3 ppm 2,4-D) yaitu 0,8481 gram, sedangkan berat kering kailus rata-rata tertinggi diperoleh dari kalus dalam medium PIO (0,0603 gram). Hasil ANAVA menunjukkan bahwa interaksi 2,4-D dan kinetin berpengaruh terhadap pertambahan berat basah dan berat kering kalus pada minggu ke-8 dan minggu ke-12.
Daun pacar air {Impatiens balsamina Linn.) dikultur pada medium Murashige-Skoog (1962) modifikasi dengan pemberian interaksi 2,4-D dan kinetin. Kultur dipelihara dalam ruang bersuhu +-25C dan diberi cahaya. Pengamatan dilakukan terhadap waktu inisiasi, jenis, warna, berat basah dan berat kering kalus. Kalus mulai terbentuk pada minggu ke-2 setelah penanaman, berwarna krem dan bertekstur remah kompak. Berat basah kalus rata-rata tertinggi pada minggu ke-4 diperoleh dari kalus dalam medium PIO (2 ppm 2,4-D + 0,5 ppm kinetin) yaitu 0,2288 gram, dan berat kering kalus rata-rata tertinggi diperoleh dari kalus dalam medium P9 (1 ppm 2,4-D + 0,5 ppm kinetin) yaitu 0,0195 gram. Berat basah dan berat kering kalus rata-rata tertinggi pada minggu ke-8 diperoleh dari kalus dalam medium PIO (0,2991 gram dan 0,0285 gram). Berat basah kalus rata-rata tertinggi pada minggu ke-12 diperoleh dari kalus dalam medium P3 (3 ppm 2,4-D) yaitu 0,8481 gram, sedangkan berat kering kailus rata-rata tertinggi diperoleh dari kalus dalam medium PIO (0,0603 gram). Hasil ANAVA menunjukkan bahwa interaksi 2,4-D dan kinetin berpengaruh terhadap pertambahan berat basah dan berat kering kalus pada minggu ke-8 dan minggu ke-12.