Deskripsi Lengkap
| Bahasa : | ind |
| Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
| Tipe Konten : | text (rdacontent) |
| Tipe Media : | computer (rdamedia) |
| Tipe Carrier : | online resource (rdacarrier) |
| Deskripsi Fisik : | ix, 53 pages ; illustration ; 28 cm + appendix |
| Naskah Ringkas : | |
| Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
| Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
- Ketersediaan
- File Digital: 1
- Ulasan
- Sampul
- Abstrak
| No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
|---|---|---|
| S-Pdf | 14-18-057531802 | TERSEDIA |
| Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20175266 |
Abstrak
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian laboratorium untuk mengetahui perbedaan antara pengaruh pencekokan perasan dan infus rimpang kencur terhadap tingkah laku nyeri mencit galur Swiss. Pencekokan dilakukan terhadap 35 ekor mencit yang terbagi dalam 7 kelompok perlakuan yaitu kelompok mencit yaitu kelompok kontrol; kelompok yang dicekok dengan perasan rimpang kencur 5%, 10%, dan 15% serta kelompok yang dicekok infus rimpang kencur 5%, 10%, dan 15%. Pengujian dilakukan dengan metode geliat (writhing test), yaitu menghitung jumlah geliat akibat rasa nyeri yang dibangkitkan dengan asam asetat 3%. Asam asetat 3% disuntikkan secara intraperitoneal 30 menit setelah pencekokan perasan dan infus rimpang kencur. Pengamatan jumlah geliat dilakukan tiap 5 menit selama 30 menit setelah penyuntikan asam asetat 3%. Penurunan jumlah geliat terjadi pada menit ke- 10 setelah penyuntikkan asam asetat 3%. Penilaian pengaruh pereda nyeri dilakukan pada menit ke-10 setelah penyuntikkan asam asetat 3%. Hasil uji ANAVA (?=0,01) menunjukkan adanya perbedaan sangat nyata antara ke-7 kelompok perlakuan. Hasil uji Tukey (?=0,05) menunjukkan bahwa perasan dan infus rimpang kencur masing-masing dengan dosis 5%, 10%, dan 15% dapat menurunkan jumlah geliat mencit. Hasil uji tersebut (?=0,05) juga menunjukkan bahwa rimpang kencur dosis 5%, 10%, dan 15% tidak berbeda nyata dalam menurunkan jumlah geliat mencit, baik yang diberikan dalam bentuk perasan maupun infus. Selain itu, hasil uji Tukey (?= 0,05) juga menunjukkan bahwa baik perasan maupun infus rimpang kencur memberikan pengaruh yang sama dalam meredakan nyeri.
Telah dilakukan penelitian laboratorium untuk mengetahui perbedaan antara pengaruh pencekokan perasan dan infus rimpang kencur terhadap tingkah laku nyeri mencit galur Swiss. Pencekokan dilakukan terhadap 35 ekor mencit yang terbagi dalam 7 kelompok perlakuan yaitu kelompok mencit yaitu kelompok kontrol; kelompok yang dicekok dengan perasan rimpang kencur 5%, 10%, dan 15% serta kelompok yang dicekok infus rimpang kencur 5%, 10%, dan 15%. Pengujian dilakukan dengan metode geliat (writhing test), yaitu menghitung jumlah geliat akibat rasa nyeri yang dibangkitkan dengan asam asetat 3%. Asam asetat 3% disuntikkan secara intraperitoneal 30 menit setelah pencekokan perasan dan infus rimpang kencur. Pengamatan jumlah geliat dilakukan tiap 5 menit selama 30 menit setelah penyuntikan asam asetat 3%. Penurunan jumlah geliat terjadi pada menit ke- 10 setelah penyuntikkan asam asetat 3%. Penilaian pengaruh pereda nyeri dilakukan pada menit ke-10 setelah penyuntikkan asam asetat 3%. Hasil uji ANAVA (?=0,01) menunjukkan adanya perbedaan sangat nyata antara ke-7 kelompok perlakuan. Hasil uji Tukey (?=0,05) menunjukkan bahwa perasan dan infus rimpang kencur masing-masing dengan dosis 5%, 10%, dan 15% dapat menurunkan jumlah geliat mencit. Hasil uji tersebut (?=0,05) juga menunjukkan bahwa rimpang kencur dosis 5%, 10%, dan 15% tidak berbeda nyata dalam menurunkan jumlah geliat mencit, baik yang diberikan dalam bentuk perasan maupun infus. Selain itu, hasil uji Tukey (?= 0,05) juga menunjukkan bahwa baik perasan maupun infus rimpang kencur memberikan pengaruh yang sama dalam meredakan nyeri.