Salah satu. rnasalah serius yang dihadapi oleh pihak perigelola Padang Golf Halim II, Jakarta Timur adalali adanya gangguan serangan harna rayap pada tegakan vegetasi tembesu {^FcLgrascL fragrcLris Roxb. ) daiTi tUSaJu {Piri-us m&rhvisii Jung « de Vr.). Untuk mengetahui struktur komunitas rayap subteran di kedua areal vegetasi tersebut dan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara jumlah jenis rayap subteran dengan faktor lingkungan- (suhu tan-ah, kelembaban tanah, dan pH tanah), telah dilakukan pengambilan contoh rayap subteran dengan metode umpan (baiting technique) dan pengukuran suhu tanah, suhu udara, kelembaban tanah, dan pH tanah. Dari hasil analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa, di areal tembesu ditemukan 5 jenis rayap subteran, yaitu: McLcrot&rm&s giluus, Microt&rm&s insperatxis, Microt&rm&s inc&r toid&s, Odontot&rm&s jcL-vcLnicus, dan Cap^^i t&rm&s mahri . Jenis yang sama juga ditemukan di areal tusam, kecuali C. /jioAri. Di kedua areal tersebut, jenis rayap subteran yang paling luas sebarannya adalah Microtei^m&s irisp&ra.ixis. Jenis ini juga merupakan jenis yang paling dominan, baik di, areal tembesu maupun tusam. Kelimpahan jenis rayap subteran di kedua areal penelitian tidak cukup merata sebarannya. Masing-masing jenis rayap subteran, baik di areal tembesu maupun tusam, mempunyai N perbedaan preferensi terhadap 4 jenis kayu umpan, yaitu: tsrfibesu, "fcusaiflj karet, dan bari'ibu. Beidasarkan jurulah. jenis rayap subberan, areal tembesu dan areal tusarn mempunyai kesamaan yang. tinggi. Hal. ini disebabkan karena suhu tanah, suhu udara, kelembabah banah, dan pH banalri pada kedua areal, bersebub bidak berbeda nyaba.' Anbara jumlah jenis rayap , - subberan dengan fakbor lingkungan (suhu banah, kelembaban banah, , dan pH banah) balk di areal bembesu maupun busam, bidak ada korelasi. |