Daerah aliran sungai, merupakan daerah yang mempunyai peranan penting bagi kehidupan, terutama apabila dilihat bahwa sungal sebagai sumber air, merupakan sumberdaya alam yang potensial. Secara alamiah tidak dapat dihindari suatu kenyataan bahwa sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tanah semakin bertambah. (Sandy, 1975 : 1211). Padahal sifat fisik dan luas tanah itu relatip tetap. Dengan demikian adanya campur tangan manusia itu, pada suatu saat di suatu tempat, yang mulanya merupakan daerah yang subur, akan kehilangan kesuburannya. Atas dasar pemikiran di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya tanah kritis, dan hubungan antara kepadatan petani dengan luas kerusakan tanah yang ditimbulkannya. Masalah yang akan dibahas yaitu - Dimana saja dijumpai tanah kritis di daerah penelitian ? - Bagaimana usaha pertaniannya ? - Adakah keterkaitan hubungan antara tinggi atau rendahnya kepadatan petani dengan luas atau sempitnya kerusakan tanah yang terjadi di wilayah penelitian ? Untuk mengarahkan jawaban permasalahan tersebut, dikemukakan hipotesa : Kerusakan tanaJi yang "luas", diduga terdapat di daerah yang kepadatan petaninya 'tinggi". Untuk mengkaji penelitian lebih lanjut, digunakan metode pendekatan faktor peubah fisik, seperti bentuk medan, ketinggian, curah hujan, jenis tanah, lereng, kedalaman efektip tanah, tekstur tanah, drainase dan erosi, serta faktor perubah kependudukan, seperti jumlah, profesi, kepadatan dan perubahan jumlah penduduknya, serta faktor peubah penggunaan tanah, seperti luas dan jenis penggunaan tanahnya dan wilayah tanah usaha. |