:: UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Daerah rawan badai guntur di jabotabek berdasarkan data synoptik tahun 1992-1997

Guswanto; Hari Kartono, supervisor; Sitanala, Frans, supervisor (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999)

 Abstrak

Badai guntur (thunderstorm) merupakan fenomena atmosfer bagian bawah yang
sering terjadi di wilayah Jabotabek. Terjadinya badai guntur (thunderstorm) sering disertai
dengan keadaan cuaca yang buruk, munculnya awan komulonimbus (Gb) dan menyerang
tempat-tempat yang mempunyai ketinggian wilayah yang cukup berarti (di atas 50 m dpi).
Dengan kata lain badai guntur lebih sering terjadi pada wilayah-wilayah yang mempunyai
ketinggian lebih tinggi dibanding tempat sekitamya.
Terjadinya badai guntur disebabkan oieh faktor permukaan bumi (ketinggian) dan
kondisi atmosfer (faktor cuaca), maka wilayah yang mempunyai intensitas kerawanan
"sangat rawan" adalah (Citeko) Bogor, dengan tingkat potensi wiiayah "sangat berpotensi"
dan kepadatañ sambaran 10,5-15,75/km2.tahun. Wilayah yang mempunyai intensitas
kerawanan "rawan" terjadi di sekitar Curug (Thngerang) dan sebagian Bogor (kecuali
Darrriaga dan Citeko). Wilayah tingkat kerawanan "tidak rawan" (safety area) terdapat di
sebagian Jakarta, sebagian Tangerang (kecuaii Curug), sekitar Darmaga dan seluruh Bekasi,
yaitu dengan kepadtan sambarankurang dari 5,25/km2. tahun.
Tritensitas kerawanan badai guntur (thunderstorm) paling tinggi terjadi pàda musim
hujan dan musim pancaroba hujan-kemarau, yaitu pada bulan Nopember, Desember, Januari,
Februari, Maret dan April (puncak intensitas kerawanan maksimum terjadi pada bulan
Januari). Sedangkan intensitas kerawanan paling rendah akan terjadi pada musim kemarau
dan musim pancaroba kemarau-hujan, yaitu bulafl Mei, Juni, Juli, Agustus, september dan
Oktober (puncak intensitas kerawanan minimum terjadi pada bulan Agustus). Hal mi
disebabkan oleh faktor àrah pergerakan angin untuk setiap musimnya, arah hadapan lereng
dan faktor bentuk medan yang semakin meningkat dari Utara ke Selatan sebagai pemacu
pertumbuhan awan guntur.
Wilayah rawan badai guntur akan mengalami peningkatan kerawananya dari bentuk
medan datar, bergelombang, berbukit dan pegunungan dalam segala musim. Intensitas
kerawanan "tidak rawan" akan mengalami penurunan prosentase dari bentuk medan datar
sampai bentuk medan pegunungan, sebaliknya intensitas kerawanan "rawan" dan "sangat
rawan" akan mengalami peningkatan dari bentuk medan datar sampai pegunungan.

 File Digital: 1

Shelf

 Kata Kunci

 Metadata

No. Panggil : S-Pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : ix, 42 pages : illustration ; appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S-Pdf 14-22-67091959 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20178758