ABSTRAK Senyawa organotimah mempunyai banyak manfaat di berbagai bidang.Salah satunya adalah penggunaan senyawa organotimah dalam bidang woodpreservative. Senyawa organotimah yang umum digunakan adalah TBTO (Tributiltimah Oksida). Hasil penggunaan senyawa ini sebagai pengawet kayu cukupefektif, walaupun di kemudian hari dilarang penggunaanya di berbagai negara,karena dianggap mencemari lingkungan dan dapat meracuni manusia. Olehsebab itu, digunakan senyawa organotimah dalam bentuk yang lain, yaknitrifeniltimah asetat, yang relatif aman terhadap lingkungan dalam batas-batastertentu. Walaupun senyawa ini masih mempunyai potensi yang cukup nyata,dapat mencemari lingkungan dan meracuni manusia. Berdasarkan pemikirantersebut dilakukan sintesis TPTA(trifeniltimah asetat), karena selain banyakdigunakan sebagai insektisida, namun juga berfungsi sebagai fungisida. SenyawaTPTA ini disintesis dengan 2 metode yang berbeda. Masing-masing metode inimempunyai kelebihan dan kekurangan, pada % hasil dan kemurnian produk TPTAyang didapatkan. Pada metode I, yakni sintesis TPTA secara langsungmenggunakan TPTCl dan garam NaOCOCH3 berlebih didapatkan rata-rata hasilproduk yang didapatkan sebesar 79,6 % atau 1,268 gram. Selain itu pada proseskarakterisasinya, dengan uji titik leleh,didapatkan bahwa produk refluks 3 jam I,sebagai produk dengan probability TPTA yang besar, sehingga kemudian produkini dikarakterisasi lebih lanjut dengan spectrometer FTIR dan GCMS. Hasilnya pada FTIR menghasilkan spectra pada bilangan gelombang 1737 cm-1 dan 1355cm-1, yang merupakan spectra gugus O-C-O serta spectra di bilangan gelombang576,72, yaitu ikatan antara Sn-O. Hal ini menunjukkan telah terbentuk ikatanatom-atom tersebut pada senyawa TPTA yang dihasilkan. Selanjutnya padakromatogram GCMS, ada satu peak yang dominan pada waktu retensi 14,94menit, dan fragmen-fragmen di m/z 351 m/z 274 m/z 197m/z 120. Pada masing-masing fragmen, dapat dianalisi bahwa terjadi kehilangangugus fenil. Sedangkan pada metode II, yaitu sintesa TPTA menggunakan metodeBock, didapatkan produk TPTA sebesar 83,33 % hasil atau 0,5 gram. Sintesadengan metode Bock, dilakukan 2 tahap; dimana dihasilkan TPTOH terlebihdahulu. Selanjutnya TPTOH ini kemudian direaksikan dengan asam asetat glasialberlebih menghasilkan senyawa trifeniltimah asetat (TPTA). Uji karakterisasiproduk sintesa Bock, memberikan hasil positif, yakni pada kedekatan temperaturtitik leleh dengan titik leleh literatur pada uji titik leleh, maupun pada pengukuranFTIR dan GCMS. Pada pengukuran FTIR ini, produk sintesa Bock menghasilkanspektrum pada bilangan gelombang 1738 cm-1 dan 1356 cm-1, yang merupakanspektrum khas ikatan O-C-O maupun spektrum pada bilangan gelombang 559,68cm-1, yang merupakan spektrum khas ikatan Sn-O. Keberadaan spektrum khas inimerupakan petunjuk adanya senyawa TPTA. Selanjutnya pada karakterisasidengan GCMS, dihasilkan peak yang dominan pada waktu retensi 14,91 menitdan fragmen di m/z 410 m/z 351 m/z 274 m/z 197m/z 120. Adanya fragmen di m/z 410, memperkuat dugaan bahwa produk hasilsintesis benar mempunyai TPTA. Selanjutnya produk hasil sintesa Bock kemudiandiaplikasikan pada kayu sebagai bahan anti rayap. Dengan dasar pertimbanganbahwa produk sintesa Bock memiliki kemurnian yang tinggi, dikaji dari hasilkarakterisasi. Hasilnya terjadi penurunan % kehilangan berat kayu, kenaikanmortalitas rayap dan penurunan derajat serangan rayap secara sigifikan, melaluiuji statistik yang dilakukan. Selain itu terjadi peningkatan ketahanan kayu sebesar2 tingkat, dari kelas V menjadi kelas III. Sehingga dapat diambil suatu kesimpulanbahwa TPTA merupakan bahan anti rayap yang cukup efektif. |