Dalam upaya pengentasan kaum miskin, ada beberapa karakteristik yang dianggap dominan. Sifat karakteristik-karakteristik tersebut saling berkaitan. Tugas akhir ini mempelajari keterkaitan sifat-sifat tersebut melalul interaksi, menggunakan metode analisis berdasarkan model Log-linier. Data yang digunakan adalah data hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional 1990 (Susenas'90) untuk wilayah Propinsi Jawa Barat. Hubungan antar beberapa karakteristik rumah tangga miskin dan tidak miskin di wilayah desa dan kota, yaitu sumber penghasilan utama rumah tangga, status pekerjaan, jumlah anggota rumah tangga, tingkat pendidikan tertinggi kepala rumah tangga dan jenis kelamin kepata rumah tangga, dianalisis berdasarkan beberapa model Log-Itnier. Hasil penelitian interaksi antar karakteristik-karakteristik yang diperoleh, menunjukkan adanya perbedaan antara rumah tangga miskin dan tidak miskin, baik di desa maupun di kota. Status kemiskinan hampir selalu nyata berinteraksi dengan sumber penghasilan utama, status pekerjaan dan tingkat pendidikan tertinggi, baik di desa maupun di kota. Pada rumah tangga di kota, tingkat pendidikan tampaknya confounded dengan status kemiskinan. Sifat-sifat yang tampak sebagai interaksi tersebut, diharapkan dapat membantu pemerintah maupun badan-badan lain dalam menetapkan kebijaksanaan di dalarn usaha-usaha pengentasan kaum miskin. Dalam pengertian bahwa perlunya diambil kebijaksanaan yang tepat, misalnya program wajib belajar 9 tahun sebagai salah satu usaha pengentasan kemiskinan harus memperhatikan sumber penghasilan keluarga, sebab ketidak ikut sertaan kaum miskin dalam program tersebut adalah karena tenaga mereka diperlukan untuk bekerja memenuhi kebutuhan hidupnya. |