Obat racikan sering diresepkan di Indonesia. Namun, standarpelayanan dan standar kualitas obat racikan belum ada. Penelitian inibertujuan mengevaluasi kualitas pelayanan resep puyer, keseragamansediaan, dan cemaran kimia pada puyer. Sampel sebanyak 10 apotek diambilsecara random dari total populasi apotek di Jakarta. Evaluasi kualitaspelayanan dilakukan dengan metode observasi melalui penebusan reseppuyer amoksisilin dan resep puyer parasetamol pada masing-masing apotek.Parameter yang diamati adalah harga, waktu tunggu, pemberi pelayanan,dan informasi yang diberikan. Evaluasi keseragaman sediaan dilakukanberdasarkan prosedur keragaman bobot kapsul keras (Farmakope IndonesiaIV). Analisis cemaran kimia pada puyer dilakukan dengan metodeKromatografi Cair Kinerja Tinggi. Hasil evaluasi kualitas pelayanan reseppuyer menunjukkan adanya variasi pada harga (Rp. 15.500,- - Rp. 28.200,-)dan waktu tunggu (17-67 menit). Pemberi informasi di apotek sebagian besar(70%) dilakukan bukan oleh apoteker. Informasi mengenai obat yangdiberikan masih terbatas. Seluruh sampel puyer amoksisilin dan parasetamoltidak memenuhi syarat keseragaman sediaan. Cemaran parasetamol padapuyer amoksisilin ditemukan di seluruh sampel apotek. Cemaran amoksisilinpada puyer parasetamol ditemukan di 2 sampel apotek. Kesimpulan yangdapat diambil dari penelitian ini adalah kualitas puyer racikan dari segi keseragaman sediaan dan cemaran kimia masih kurang baik. Kualitaspelayanan peracikan puyer masih harus ditingkatkan. |