Rosella (Hibiscus sabdariffa) dan pegagan (Centella asiatica) telah dilaporkan memiliki potensi untuk merangsang sistem imun. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas imunostimulan sediaan teh kombinasi kaliks rosella dan herba pegagan dengan perbandingan 1:9 dengan metode hipersensitivitas tipe lambat/DTH dan hitung jumlah sel limfosit limpa. Masing-masing metode menggunakan 32 ekor mencit ddY yang dibagi ke dalam 8 kelompok. Kelompok 1 diberi kontrol CMC 0,5%, kelompok 2 diberi pembanding levamisol 0,45 mg/0,7 ml/20g bb, kelompok 3 diberi pembanding sediaan cair herbal X 0,52 ml/20g bb, kelompok 4 diberi dosis I rosella dan pegagan sebanyak (7,8 mg + 70,2 mg)/20g bb, kelompok 5 diberi dosis II rosella dan pegagan sebanyak (5,16 mg + 140,4 mg)/20g bb, kelompok 6 diberi dosis III rosella dan pegagan sebanyak (31,2 mg + 280,8)/20g bb, kelompok 7 diberi rosella sebanyak 7,8 mg/20g bb dan kelompok 8 diberi pegagan sebanyak 70,2 mg/20g bb. Pada hari ke-0, setiap mencit diimunisasi dengan 0,1 ml sel darah merah domba (SDMD) 2% secara intraperitonial, kemudian diberi perlakuan selama 7 hari. Pada hari ke-8, setiap mencit diimunisasi kedua dengan 0,1 ml SDMD 2% secara subplantar untuk uji DTH dan secara intraperitonial untuk uji limfosit. Ketebalan kaki mencit diukur dengan menggunakan ?Vernier caliper?, sedangkan jumlah sel limfosit dihitung menggunakan hemositometer dengan pewarna trypan blue. Sediaan teh kombinasi dosis III dapat meningkatkan jumlah sel limfosit dan aktivitas DTH, namun peningkatannya tidak berbeda bermakna dibandingkan dengan kontrol (p>0,05). |