Pengembangan sub-sektor peternakan terutama peternakan sapi di Kota Dumai menjadisalah satu hal yang sangat diperhatikan oleh pemerintah sebagai contoh dapat terlihat dariprogram-programnya yang dibuat untuk membantu rakyat kecil dengan memberi bantuan ternaksapi bantuan dan juga pengecekan kesehatan sapi dari penyakit menular. Salah satu penyakityang cukup merebak dan menjadi prioritas pemerintah Kota Dumai pada tahun 2008 yaitupenyakit menular parasit darah. Penyakit menular parasit darah ditularkan oleh vektor sepertinyamuk, lalat penghisap darah, dan caplak. Habitat vektor menjadi unsur variabel pentingsebagai pedoman untuk mengetahui dimana wilayah rawan penyakit. Hal ini diketahui melaluisitus habitat vektor penular seperti pemukiman, tutupan vegetasi, dan genangan air. Tujuan daripenelitian ini adalah ingin mengetahui persebaran jumlah sapi terinfeksi maupun yang tidakterinfeksi penyakit parasit darah dengan basis kandang dihubungkan dengan wilayah rawanhabitat vektor penyakit parasit darah di Kota Dumai. Menggunakan metode pendekatankeruangan dan deskriptif dengan mengelompokan penyebaran wilayah rawan penyakit parasitdarah ke dalam 3 kelas, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Hasil yang didapat dari penelitian iniyaitu persebaran jumlah sapi terinfeksi penyakit parasit darah per titik kandang dihubungkandengan wilayah rawan habitat vektor dan iklim sebagai variabel. |