Pada tahun 2007, terjadi waban avian influenza di Indonesia yang menyebabkantingkat kematian nampir 85%. Melinat tingginya tingkat kematian yang terjadi diIndonesia dibandingkan dengan negara Iainnya yang mengalami waban avianinfluenza, WHO kemudian mengumumkan banwa virus HPAI H5N1 Indonesia memilikitingkat patogenisitas tertinggi. Hal ini menjelaskan banwa mutasi yang terjadi baikberupa antigenic drift maupun antigenic shift dapat mempengaruhi tingkat patogenisitasdari virus influenza. Studi dilakukan terhadap hemagglutinin (HA), neuraminidase (NA),dan matrix2 (M2) karena ketiga protein ini mempunyai peranan penting pada prosesinfeksi virus avian influenza. Analisis mutasi secara in silico dilakukan denganmenggunakan metode multiple allignment disertai pembuatan phylogenetic tree. Mutasiyang diamati untuk hemagglutinin dilakukan pada daerah cleavage site dan active site,sedangkan untuk neuraminidase dan matrix2 dilakukan pada active site. Perubanansifat asam amino dari hidrofilik menjadi hidrofobik memberikan pengaruh terhadaptingkat patnogenisitas. Hasil analisis mutasi dilanjutkan dengan prediksi pemotonganolen pro-P (furin) khusus untuk HA, prediksi struktur 3D, molecular docking danmolecular dynamic. Berdasarkan hasil analisis mutasi pada daerah cleavage site HA,didapatkan pola untuk H5N1 Indonesia dan Hongkong adalan R-X-KlR-R, nasil prediksipro-P Furin menunjukkan banwa memang benar pola ini menyebabkan HA H5N1mudah terpotong olen furin. Hasil analisis struktur 3D menggunakan molecular dockingdan molecular dynamic juga menunjukkan HA dan NA yang berasal dari virus H5N1Indonesia berikatan dengan Iebin baik dengan reseptor sialic acid pada manusia,sedangkan untuk protein M2 virus H5N1 menunjukkan adanya resistensi ternadap obatjenis amantadine dan rimantadine.Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, adanya mutasi pada HA, NA, dan M2memiliki keterkaitan dengan tingkat patogenisitas dari virus avian influenza H5N1 diIndonesia. |