Abstract
Lontar Bali ini memuat dua teks, yaitu astaka mantra dan sapta atma. astaka mantra berisi uraian tentang nama-nama mantra yang dapat dipakai sebagai penjaga diri dari bahaya ilmu hitam. Sedangkan sapta atma berisi uraian mengenai nama dan letak atma di dalam tubuh manusia. Lontar ini agaknya disalin oleh dua orang, karena gaya huruf dan teknik penulisan kedua teks ini berbeda. Informasi penulisan teks tidak ditemukan secara jelas. Menurut kolofonnya (h. 7a), naskah diprakarsai (juga disalin ?) oleh I Gusti Putu Djantik pada tahun 1901 di Singaraja, Bali.