:: Naskah :: Kembali

Naskah :: Kembali

Katuranggan Jawi

([publisher not identified], [date of publication not identified])

 Abstrak

Naskah terdiri dari berbagai teks dan berbagai bentuk, disalin oleh berbagai tangan selama lebih sepuluh tahun. Namun, kebanyakan teks yang dimuat didalamnya ada kaitan erat dengan ilmu katuranggan, ialah ilmu perkudaan, dari hal pemeliharaan, pengobatan, penunggangan sampai dengan uraian ciri-cirinya serta firasat atau makna daripada tanda-tanda tertentu pada kuda peliharaan. Di bawah ini akan dipaparkan satu per satu bagian-bagian dari naskah ini dengan keterangan ringkas tentang isinya: 1) Serat aswatali, bertembang macapat (h.1-8). Menurut kolofon depan (h.1), teks ini ditulis pada tahun Jawa 1608 ('turangga musna retuning bumi'), yaitu 1684 Masehi. Bagian naskah ini disalin oleh Mangunatmaja atas perintah Pangeran Natabrata. Penyalinan selesai pada tanggal 21 Jumadilawal, Wawu 1753, yang bertepatan dengan 31 Desember 1825.; 2) Katuranggan gancaran (9-224), berisi berbagai macam informasi diantaranya yang paling banyak adalah informasi mengenai mantra dan jamu. Mantra meliputi mantra ynag digunakan untuk mengendalikan kuda pada waktu menaikinya, untuk kuda yang nakal, kuda yang ketakutan, kuda yang masih muda, kuda yang mogok, dan lain-lain. Jamu meliputi ramuan yang digunakan agar kuda tetap ramping, sehat, kuat, demikian pula jamu dan bedak yang diperuntukkan bagi kuda pada waktu kepanasan, membuang hajat besar, lemas, kurus, tidak doyan makan, tidak dapat buang air kecil dan besar, mengeluarkan darah, pusing, tidak mau minum, dan lain-lain. Selebihnya juga dijelaskan pakan kuda supaya menjadi galak, menjadi takut dan juga uraian bagaimana memegang kendali kuda, cemeti, bagaimana mengendalikan kuda yang sedang mengamuk, dan sebaginya.; 3) Kitab primbon, berbentuk tembang macapat (225-259). Teks ini sebagian besar tidak menjelaskan pengetahuan tentang kuda. Hal ini hanya terdapat di awal teks yaitu tentang perhitungan hari bagi kuda yang berpindah tempat.Selebihnya berisi penjelasan tentang hitungan membuat rumah menurut panjangnya, hitungan jumlah usuk, tiang pagar, longkangan, kandang, gedhongan, keris, mantra untuk menjinakkan hewan, penjelasan wujud ambengan pada waktu selamatan anak, menurut hari kelahirannya, pepali Ki Ageng Sela, dan candra aksara Jawa serta nepsu aksara Jawa yang ditujukan untuk memberi nama.; 4) Katuranggan kawi miring, yaitu teks yang ditulis dalam tembang gedhe (261-313). Isi teks ini sebagian besar merupakan penjelasan tentang cara atau aturan dalam menunggang kuda. Teks diawali dengan kolofon yang menyebutkan tarikh penulisan, yaitu 24 sapar, wawu 1682 (Rabu Pon, 17 November 1756).; 5) Gancaran (313) berisi mantra dan ramuan obat.; 6) Sambetipun katuranggan kawi miring (314-398) berisi ramuan jamu untuk berbgai keperluan, sebagian besar sama dengan informasi pada h.9-224 yang disajikan dalam bentuk gancaran (lihat teks no.2 di atas).; 7) Gancaran (399) berisi ramuan jamu dan mantra bagi kuda yang tergigit ular, kalajengking, kalaluban.; 8) Taksih sambetipun katuranggan kawi miring (400-439), ialah lanjutan dari tembang gedhe h.314-398 yang menjelaskan tentang ramuan jamu, kemudian juga menguraikan hitungan hari untuk membeli kuda, memilih anak kuda sesuai dengan hari kelahirannya, baik buruknya watak kuda menurut serat-serat lidahnya, cara membuat pecut.; 9) Gancaran (440-441) berisi uraian bermacam-macam mantra dan loloh sangar untuk kuda.; 10) Tembang macapat (441), pupuh pocung terdiri dari 3 bait, berisi keterangan waktu penyalinan Serat dalem katuranggan yaitu pada tahun 1752 (= 1834 M).; 11) Gancaran dan tembang macapat (442-467) berisi berbagai uraian tetapi tidak lagi berkisar tentang katuranggan, melainkan tentang penyakit, mistik Islam, piwulang , dan lain-lain. Naskah disalin oleh berbagai tangan, sebagian di antara tulisannya berbentuk tegak lurus seperti gaya kraton, sedang lainnya kursif dan sederhana, mirip gaya kadipaten. Namun semuanya menunjukkan ciri-ciri yang khas Surakartan, baik bentuk huruf maupun bentuk pepadan, purwapada, dan sebagainya. Dari dua tarikh yang tersebut dalam naskah, maka dapat disimpulkan bahwa naskah disalin di Surakarta sekitar tahun 1825-1834. Bagian depan disalin oleh Mangunatmaja atas perintah Pangeran Natabrata. Bagian lain disalin oleh carik lain tetapi mungkin masih atas perintah Pangeran Natabrata yang diduga pemilik naskah asli. Naskah dibeli Dr. Th. Pigeaud di Surakarta pada tanggal 25 Desember 1930, dan dibuat ringkasannya oleh Mandrasastra pada bulan Agustus 1931 (terlampir).

 File Digital: 2

Shelf
 PR.20_NR145_Katuranggan_jawi_Part1.pdf :: Unduh
 PR.20_NR145_Katuranggan_jawi_Part2.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : PR.20-NR 145
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
Sumber Pengatalogan:
ISBN:
Tipe Konten:
Tipe Media:
Tipe Carrier:
Edisi:
Catatan Seri:
Catatan Umum: Aks. Jawa ; Macapat ageng, Prosa ; ditulis di atas kertas gendhong ; Rol 39.01
Deskripsi Fisik: 477 hlm. ; 15-20 baris/hlm. ; 31x24 cm.
Lembaga Pemilik: Universitas Indonesia
Lokasi: Perpustakaan UI, Lantai 2
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
PR.20-NR 145 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20185779