Abstrak
Naskah lontar Bali ini memuat semacam pawukon. Teks diawali dengan sebutan semua wuku yang kena tali wangke, titi buwuk, pamacekan, karna sula, kala ngruda, kala mertyu, carik agung, dan bayu wurung, kecuali wuku tambir dan wayang. Dilanjutkan dengan uraian hari-hari baik (dina rahayu) yang terdapat dalam wuku tertentu. Disebutkan juga tentang uraian geni rawana, ala ayuning dina (baik buruknya hari dalam saptawara menurut penanggal dan pangelong), kajeng rendetan, dewasa (hari baik) untuk matetanduran atau menanam sesuatu yang disesuaikan dengan sadwara, lengkap dengan sesapan agar tanam-tanaman tumbuh dengan baik. Misalnya Tungleh sangat baik untuk menenm mentimun. Teks diakhiri dengan uraian tentang pengaruh palalindon (gempa) terhadap bhuwana agung, hubungannya denga ke-12 bulan Bali. Misalnya linduh (gempa) yang terjadi pada Sasih Kasa (bulan 1) adalah pertanda baik karena Betari Pretiwi beryoga untuk keselamatan dunia. Juga uraian caru patemon dilengkapi dengan sarana dan mantranya.