Naskah berisi beberapa nasehat/wasiat dari Kyai Manten di Pecungkulon, antara lain berisi berbagai keterangan tentang: 1) Ajaran tasawuf, dari petunjuk wridan, keadaan sebelum terjadinya alam semesta, berbagai keterangan tentang surat al-Fatihah, sampai kedudukan rapal al-Fatihah dalam badan manusia; 2) Tarek (tarekat), dari tarekat Satariyah, dikir, mohammadiyah, naksibandiyah, tajiyah, sampai makna Tangawud, Istighfar, dan Syahadat; 3) Keadaan jaman Tirta, Karta, Dupara, dengan uraian tatkala Allah menciptakan Tapel Adam dan Babu Kawa, sampai tipu muslihat Dajillaknat. Nabi Adam dan Babu Kawa berputera Abil dan Kabil, dan seterusnya sampai Nabi Sis, Sayid Anwas, Sayid Anwar, dan lain-lain; 4) Kisah sejarah dari Nabi Adam sampai Nabi Isa, dari Nabi Adam sampai para wali, dari Nabi Adam sampai Jaka Tingkir, yaitu semacam silsilah bercorak sejarah panengen; 5) Mantra untuk mengusir makhluk halus (lelembut), mantra penolak penyakit, nama-nama dan tempat lelembut, sampai keterangan hari naas dan tanggal-tanggal yang dianggap naas; 6) Pada h.26v dan 27r terdapat catatan pensil yang berisi nama-nama nabi dan lain-lain. Dalam naskah ini terdapat beberapa tanda baca yang dimodifikasi, antara lain berupa untaian garis lengkung atau ukel (lihat Gbr. 41, h.647 jilid ini). Selain itu pada h.18v terdapat ilustrasi dengan tinta hitam, gambar dua orang menghadap ke depan, berdiri mengapit sekelompok tanda baca yang dimodifikasi. Pada h.26r terdapat gambar serupa, tetapi dengan tangan bergandengan, dan ditambah beberapa lafal pujian kepada Allah, ditulis dengan huruf Arab berbahasa Arab. Gambat tersebut mungkin dimaksudkan juga sebagai tanda penutup teks. Naskah ini telah dibuatkan ringkasan isinya dalam bahasa Jawa beraksara Latin oleh Mandrasastra, tertanda bulan Maret 1933, sebanyak 2 halaman folio. Ditulis dengan tinta hitam, pada kertas folio bergaris, dijilid dengan sampul karton/kertas manila berwarna kuning muda, dan dilampirakan bersama naskah asli. Pada h.i, terdapat keterangan tulisan pensil yang ditulis oleh Pigeaud, tertanda di Yogyakarta pada bulan Juli 1932, dinyatakan bahwa naskah ini berasal dari Cirebon, dibeli dengan perantara Ir. Moens. Gaya tulisannya, terutama pada tanda madyapada, cocok dengan daerah Cirebon, sehingga diperkirakan penyalinan naskah ini di wilayah itu. Naskah tidak dilengkapi dengan kolofon atau penanggalan, namun berdasarkan kertas yang dipergunakan, maka dapat diketahui bahwa naskah disalin sekitar akhir abad ke-19, mungkin pada tahun 1890an. |