Naskah yang memuat Serat Saloka Paribasan ini berisi penjelasan tentang saloka dan paribasan. Penjelasan tersebut mencakup definisi, perbedaan, dan menguraikan makna setiap saloka-paribasan yang dimuatnya. Isi teks disusun berdasarkan urutan aksara jawa. Uraian tersebut disajikan dalam suatu dialog antara ?Tuan Anu?yang bertindak sebagai penanya dan R.Ng.Kawitana yang bertindak sebagai penjawab. Selain saloka-paribasan, naskah ini juga menguraikan berbagai macam keterangan. Secara lengkap isi teks adalah sebagai berikut: 1. Salokabasa sebanyak 451 buah, dimuat di h.4-194, berurutan dari ha-nga. 2.Paribasan sebanyak 436 buah, dimuat di h. 194-374, berurutan dari ha-nga. 3. Salokabasa sebanyak 568 buah, dimuat di h.375-671, berurutan dari ha-nga. 4. Lambang Nagari sebanyak 18 buah, dimuat di h.672-696. 5. Jaman Nagari, sebanyak 4 buah, dimuat di h.697-717. 6. Candranipun Mangsa, sebanyak 12 buah, di muat di h.702-709. 7. Upacaranipun Abdidalem, dimuat di h.709-717. 8. Dhapur Cirining Gendera, dimuat di h.717-719. 9. Wangsalan Namining Sekar, sebanyak 65 buah, dimuat di h.702-709. 10. Wangsalan Wawohan, sebanyak 97 buah dimuat di h.734-751. 11. Wangsalan Ulam Toya,. Sebanyak 101 buah dimuat di h.751-770. Teks naskah ini merupakan salinan dari buku cetak berjudul Saloka tuwin Paribasan, terbitan 1886 di batavia. Buku cetak tersebut masih merupakan saduran dari karya asli C.F. Winter berjudul Javaansche Zamenspraken II (Amsterdam: Keyzer, 1858).(Bandingkan cetakan ulang karangan Winter ini pada tahun 1928 oleh Balai Pustaka.) naskah disalin oleh Mangunsuwirya seperti disebut pada h.i dan h.672. Mangunsuwirya menyalin dari ?kagunganipun? M.Ng. Suraprabawa (h.i), di desa timuran, mungkin di Surakarta (?). Nasklah mulai disalin pada Rabu Wage, 21 Mulud, Wawu 1817 (7 Desember 1887) dan selesai pada Sabtu Pon, 6 Jumadilakir, Wawu 1817 (18 Februari 1888). Berdasarkan informasi ini, diperkirakan bahwa Mangunsuwirya menyalin dari sebuah eksemplar buku Saloka tuwin Paribasan edisi 1886, milik Suprabawa. Pada h.ii terdapat gambar berupa untaian bunga dengan mahkota di bagian atas dan panah-busur di bagian bawah. Di bagian untaian bunga tersebut inisial huruf diapit oleh judul naskah diatasnya dan angka tahun di bawahnya. Gambar ini merupakan ilustyrasi dari judul naskah. Tentang peribahasa jawa, bandingkan dengan Arjasoetirta, 1928; Dirdjosiswojo, 1956; Prawiradikarjo t.t.; Mardiwarsito 1981; dan Soemarno dkk, 1981. |