Naskah ini merupakan salinan dari naskah Babad Blambangan, karangan Purwasastra di Prabalingga pada tahun 1774. Disalin dari Br 448a-c oleh staf Panti Boedaja atau oleh Pigeaud sendiri (?), pada tahun 1928. Naskah salinan tersebut rupanya akan dipakai sebagai sumber data penelitian Pigeaud tentang bahasa dan budaya Jawa Timuran. Sebagian dari hasil penelitiannya tentang kebudayaan dan sejarah Balambangan dapat dilihat dalam karyanya Aanteekeningen betreffende de Javaanschen Oosthoek, (TBG 72 [1932]: 215-313). Naskah asli terdiri atas tiga jilid. Jilid I dimulai dengan cerita penyerbuan prajurit Bali ke Blambangan untuk membunuh patih Tepasana dan Sutajiwa atas perintah Wong Agung Wilis, adik dari Pangeran Patih, raja Blambangan. Cerita diakhiri dengan peperangan antara Blambangan dengan Belanda. Dalam jilid II, Blambangan berhasil ditaklukkan oleh tentara Belanda, hanya Malang yang belum berhasil ditaklukkan sehingga memaksa Gubernur Jenderal meminta bantuan kepada raja Surakarta. Jilid III berisi cerita tentang keinginan Wong Agung Wilis untuk merebut kembali Blambangan dengan dibantu prajurit Bali. Lihat Vreede 1892:119-123 dan Brandes 1893:452-462 untuk ringkasan cerita selengkapnya. Selain Babad Balambangan Purwasastran ini, masih banyak naskah lagi pada koleksi di Indonesia maupun Eropa yang memuat teks prosa atau macapat yang pada tahun 1930an. Dalam penelitian itu, Pigeaud membedakan antara lima versi Babad Balambangan. Pengelompokan di bawah dibuat berdasarkan kategorisasi Pigeaud. Bandingkan dengan disertasi Darusuprato Babad Blambangan (Universitas GadjahMada, 1984) A. Redaksi tembang macapat, karangan Purwasastra, 1774, di Prabalingga. Diwakili oleh KBG 63 (dengan salinannya Br 127 dan LOr 2185) dan Br 448. Teks Br 448 tersebut yang paling lengkap di antara salinan teks Purwasastran ini, terdiri dari 55 pupuh (belum selesai), sedangkan KBG 63 dan turunannya terputus pada pupuh 33. Lihat pula FSUI/SJ.35-36 untuk salinan lainnya. B. Redaksi tembang macapat kedua, diwakili oleh naskah Br 494 (dengan salinannya FSUI/SJ.37, h.1-60). Teks ini hanya merupakan sebuah fragmen saja, berjumlah dua pupuh. C. Redaksi prosa pertama, KBG 337 (dengan salinannya Br 384 dan FSUI/SJ.37, h.61-91). D. Redaksi prosa kedua, Br 453 (beserta salinannya FSUI/SJ.37, h.93-115), Lor 4087, dan LOr 4088. Bandingkan pula naskah PNRI/101b NBR 109, yang berisi saduran/terjemahan dalam bahasa Melayu dari KBG 337. Naskah KBG 337 telah dibuatkan salinan ketik beserta terjemahannya dalam bahasa Indonesia oleh Tuti Munawar tahun 1974. Salah satu salinannya dalam bentuk buku stensilan ini dapat dilihat dalam koleksi Perpustakaan Nasional RI, dengan ciri buku XXXIII, no. 69. E. Redaksi prosa ketiga, oleh Pigeaud disebutkan Babad Blambangan Natadiningratan. Lihat KBG 607 dengan salinannya FSUI/SJ.32. Daftar pupuh: (1) asmarandana; (2) pangkur; (3) dhandhanggula; (4) durma; (5) asmarandana; (6) sinom; (7) dhandhanggula; (8) asmarandana; (9) pangkur; (10) dhandhanggula; (11) sinom; (12) asmarandana; (13) sinom; (14) pangkur; (15) dhandhanggula; (16) asmarandana; (17) pangkur; (18) dhandhanggula; (19) durma; (20) pangkur; (21) asmarandana; (22) dhandhanggula; (23) asmarandana; (24) sinom; (25) asmarandana; (26) durma; (27) dhandhanggula; (28) pangkur; (29) asmarandana; (30) pangkur; (31) sinom; (32) dhandhanggula; (33) asmarandana; (34) pangkur; (35) durma; (36) pangkur; (37) asmarandana; (38) dhandhanggula; (39) durma; (40) pangkur; (41) asmarandana; (42) durma; (43) sinom; (44) kinanthi; (45) pangkur; (46) durma; (47) asmarandana; (48) girisa; (49) durma; (50) dhandhanggula; (51) pangkur; (52) sinom; (53) asmarandana; (54) dhandhanggula; (55) pangkur. |