:: Naskah :: Kembali

Naskah :: Kembali

Sumanasantaka kakawin

([publisher not identified], [date of publication not identified])

 Abstrak

Naskah asal Bali ini berisi teks Jawa Kuna berjudul Sumanasdntaka Kakawin, ialah riwayatnya nenek moyang Sri Rama, sampai dengan ayahnya Dasarata. Lihat Juynboll 1899, Pigeaud 1967: 182 dan Zoetmulder 1983: 377 tentang teks ini. Setelah dibandingkan dengan daftar pupuh Sumanasdntaka untuk LOr 4519 (Brandes III: 132-139), terayata pupuh 1-169 dalam naskah ini berpadanan dengan pupuh 1-183 dalam LOr 4519. Selisih 14 pupuh terjadi karena pupuh tersebut tidak ditemukan (hilang?) dalam FSUI/CP.77 ini. Teks diawali dengan ketekunan Bagawan Trenawindu bertapa. Berita ini dengan cepat menyusup ke Indra Loka, sehingga Dewa Indra merasa takut seraya berupaya dengan berbagai cara untuk menggoda tapa Trenawindu. Seorang bidadari cantik bernama Dewi Harini ditugaskan Betara Indra untuk mendekati Trenawindu dan menggodanya. Dengan penuh rasa takut tanpa menolak Harini memulai perjalanannya menuju tempat pertapaan Trenawindu. Tidak lama sampailah Harini di tempat Trenawindu bertapa. Harini menghatur-kan salam hormat sambil memperlihatkan segala kecantikannya. Tidak banyak kata rayuan yang dilontarkan Harini, ternyata Trenawindu berfirasat dan yakin akan tujuan kedatangan wanita cantik di hadapannya adalah semata-mata mengganggu tapa bratanya, yang diduga didalangi oleh Dewa Indra. Akhirnya Trenawindu mengutuk Harini agar segera turun ke Mercapada sebagai manusia serta kekasih yang ditinggalkan di Sorga akan lahir juga ke dunia (bernama Aja) sebagai suaminya. Ditegaskan bahwa riwayat tamatnya Harini lahir ke dunia akan diakhiri oleh sekuntum bunga Sumanasa. Kemudian Harini menjelma di negeri Widarbha bernama Dewi Indumati, putri Prabhu Karthakesika. Prabhu Karthakesika setelah mengakhiri pemerintahannya karena sakit, digantikan oleh putranya bernama Prabhu Boja. Di bawah pemerintahan beliau prabhu muda negara menjadi aman dan menikmati kemakmuran. Beberapa tahun kemudian tiba saatnya Dewi Indumati (adiknya) dicarikan pasangan hidup atau dengan kata lain dinikahkan. Upaya ini dilakukan dengan mengadakan suatu karya agung yakni sayembara. Raja-raja di sekitarnya diundang untuk menghadiri sayembara tersebut. Di antaranya Raja Magada, Raja Angga, raja di Anwani dan raja di Anupa. Dalam kesempatan ini tidak menutup kemungkinan bagi raja Ayodya yakni Prabhu Ragu untuk mengijinkan putra mahkotanya (Sang Aja) untuk mengikuti sayembara tersebut. Sayembara akhirnya dimenangkan oleh Sang Aja (putra Prabhu Boja). Sang Aja berhak mendekati Dewi Indumati seraya mengajaknya pulang ke Ayodya. Di tengah perjalanan Sang Aja disergap oleh raja-raja yang kalah dalam sayembara. Satu persa-tu raja tersebut dapat dikalahkan Sang Aja dengan panah sakti Sangmohana yang diterimanya dari Priyambada, ketika menghalangi kepergiannya ke Widarbha sebelum sayembara. Setelah Prabhu Boja meninggal dunia, digantikan oleh Sang Aja yang didampingi oleh istrinya Dewi Indumati. Dari perkawinannya lahirlah seorang putra bernama Dasarata. Pasangan suami istri yang saling mencintai ini, paling suka berjalan-jalan ke tengah hutan. Di sana beliau menulis sanjak-sanjak pendek yang melukiskan kesedihan seorang kekasih yang akan bunuh diri. Sanjak itu dibaca Indumati dengan hati sedih karena takut ditinggalkan Sang Aja. Namun Sang Aja tetap menghiburnya. Dalam pada itu Dewa Siwa yang bersemayan di gunung Gokarna, kedatangan sapta resi dari Sorga termasuk Narada datang menyembah. Ketika Narada tengah memainkan alat musiknya, kalung bunga sumanasa yang terikat pada alat musik itu terbawa angin dan jatuh menimpa dada Indumati. Seketika itu Indumati pingsan dan tak berdaya lagi. Delapan tahun kemudian Dasarata diangkat sebagai raja Ayodya menggantikan Prabhu Aja. Prabhu Aja yang telah lama berpisah dengan istri kesayangannya akhirnya meninggal di antara sungai Gangga dan Sarayu. Beliau kembali ke Sorga dan bertemu dengan Dewi Indumati dengan penuh kemesraan dan rasa rindu yang mendalam.

 File Digital: 1

Shelf
 CP.77_LT217_Sumanasantaka_kakawin.pdf :: Unduh

 Metadata

No. Panggil : CP.77-LT 217
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
Sumber Pengatalogan:
ISBN:
Tipe Konten:
Tipe Media:
Tipe Carrier:
Edisi:
Catatan Seri:
Catatan Umum: Bahasa Jawa Kuna dengan Aks. Bali; Kakawin; ditulis di atas daun lontar; Rol 230.01
Deskripsi Fisik: 255 hlm.; 4 baris/hlm.; 50x3,5 cm.
Lembaga Pemilik: Universitas Indonesia
Lokasi: Perpustakaan UI, Lantai 2
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
CP.77-LT 217 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20187122