:: Naskah :: Kembali

Naskah :: Kembali

Uttarakandha

([publisher not identified], [date of publication not identified])

 Abstrak

Lontar ini berisi teks Uttarakanda yang berbentuk palawakya (prosa liris), merupakan saduran prosa dalam bahasa Jawa Kuna dari buku ketujuh Rdmdyana. Pada bagian awalnya tersebut nama Prabhu Dharmawangsa Teguh. Naskah ini merupakan petikan cerita Ramayana Walmiki bagian terakhir, yang di dalamnya terdapat banyak cerita, di antaranya uraian tentang para Danawa, para leluhur Rahwana, lahirnya Dasamuka, cerita Arjunasastrabahu dan uraian ttg Dewi Sita. Teks lebih banyak menguraikan tentang Dewi Sita saat kembali ke Ayodya setelah Rahwana dikalahkan oleh Rama. Kembalinya Sita dari Alengka mendapat kecurigaan dan kritikan dari rakyat Ayodya akan kesuciannya. Sorotan ini muncul karena sangat lamanya Sita tinggal di daerah musuh. Rama akhirnya menuruti kehendak rakyat, mencerai istrinya serta mengusirnya dari Ayodya dalam keadaan hamil. Dalam pengasingannya ini Sita dipungut oleh Bhagawan Walmiki di sebuah pertapaan. Lahirlah dua putra kembar yang dinamai Kusa dan Lawa. Ketika Rama mengadakan Upacara Aswameda dalam kunjungannya ke Agastya, putra kembar Sita ini disuruh mendendangkan cerita Ramayana oleh Bhagawan Walmiki (karyanya). Para hadirin sangat kaget menyaksikan penampilan sang kembar yang wajahnya mirip sang Raja. Rama yakin bahwa pemuda kembar itu adalah putranya. Rama minta kepada Walmiki untuk membawa Sita ke hadapan para raja dan rakyat untuk menegaskan kesucian Dewi Sita. Sita minta kepada Dewi Pertiwi untuk menjadi saksi serta menelannya ke dalam bumi jika selama di Alengka tidak pernah goyah kesetiaannya kepada Rama. Dewi Pertiwi menampakkan diri dan Sita turun ke perut bumi dan tidak tampak lagi. Sejak ditinggalkan istrinya, Rama sangat duka cita. Ia memutuskan untuk mengakhiri pemerintahannya, lalu meninggalkan Ayodya dengan semua penghuni kraton menuju sungai Sarayu. Di sungai ini Rama bersembah sujud dan memperoleh anugrah untuk menjelma kembali menjadi Dewa Wisnu dan masuk Sorga. Teks ini tidak jelas siapa penulis. Penyalinan naskah juga tidak diketahui dengan jelas. Disebutkan bahwa teks selesai ditulis pada Kamis Mrakih Kasa tahun 1821 Saka (1899). Kemudian menjadi milik I Gusti Putu Jlantik (Singaraja), yang diperoleh di Semara Pura Klungkung (Bali) pada Selasa Umanis Wayang pangelong 12, Jyesta tahun 1830 Saka (1908). Ketika itu I Gusti Putu Jlantik menjabat sebagai Bupati Gianyar (Bali), sedangkan sebagai raja Klungkung adalah Cokorda Ida I Dewa Agung Putra (h. 122a).

 File Digital: 1

Shelf
 CP.78_LT220_UTTARAKANDHA.pdf :: Unduh

 Metadata

No. Panggil : CP.78-LT 220
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
Sumber Pengatalogan:
ISBN:
Tipe Konten:
Tipe Media:
Tipe Carrier:
Edisi:
Catatan Seri:
Catatan Umum: Bahasa Jawa Kuna dengan Aks. Bali; Prosa; ditulis di atas daun lontar; Rol 230.02
Deskripsi Fisik: 243 hlm.; 4 baris/hlm.; 52 x 3,5 cm.
Lembaga Pemilik: Universitas Indonesia
Lokasi: Perpustakaan UI, Lantai 2
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
CP.78-LT 220 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20187123