Full Description
| Cataloguing Source | LibUI ind rda |
| Content Type | text (rdacontent) |
| Media Type | unmediated (rdamedia); computer (rdamedia) |
| Carrier Type | volume (rdacarrier); online resource (rdacarrier) |
| Physical Description | vi, 165 pages : illustration ; 28 cm + appendix |
| Concise Text | |
| Holding Institution | Universitas Indonesia |
| Location | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
- Availability
- Digital Files: 1
- Review
- Cover
- Abstract
| Call Number | Barcode Number | Availability |
|---|---|---|
| S2034 | 14-19-572354664 | TERSEDIA |
| No review available for this collection: 20238018 |
Abstract
ABSTRAK
Menurut model sistem seksual Abramson, faktor yang mempengaruhi struktur kognitif seseorang sehingga ia menampilkan perilaku seksual tertentu adalah faktor kematangan, faktor norma sosial (narma agama, masyarakat, teman sebaya), faktor standar yang ditanamkan orang tua, faktor pengalaman seksual sebelumnya, faktor peristiwa endukrinologis, faktor rangsang yang dikondisikan dan tak dikondisikan, faktor fisiologis serta faktor parameter situasi.
Dalam penelitian ini akan dilihat faktor-faktor tersebut pada subyek, faktur yang dirasakan/muncul/terlintas sesaat sebelum subyek terlibat dalam perilaku hubungan seks pranikah serta bagaimana faktor yang dirasakan/muncul/terlintas itu mempengaruhi struktur kognitif subyek sehingga subyek akhirnya terlibat dalam perilaku tersebut. Selain itu akan dilakukan juga tinjauan terhadap tiga hal yang dianggap berkaitan dengan perilaku hubungan seks pranikah. Ketiga hal tersebut adalah: situasi keluarga, ketaatan beribadah, dan hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan dan pendidikan seksual.
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang dilakukan terhadap 5 orang remaja puteri yang berusia antara 11 - 24 tahun dan belum menikah. Teknik pengumpulan datanya adalah dengan wawancara mendalam. Analisis dilakukan pada setiap kasus secara individual dan rangkuman analisis dalam bentuk tabel.
Dari hasil analisis terhadap lima kasus dengan model sistem seksual Abramson diperoleh hasil bahwa faktor-faktor yang dirasakan/muncul/terlintas sesaat sebelum subyek terlibat dalam hubungan seks pranikah adalah hal-hal yang berkaitan dengan norma sementara hal-hal yang bersifat biologis umumnya tidak disadari. Tidak dipungkiri, faktor emosional dan situasional berperan dalam keterlibatan subyek dengan hubungan seks pranikah.
Dari analisis terhadap situasi keluarga diketahui kurangnya pengawasan orang tua, pola asuh orang tua yang permisif berpengaruh terhadap keterlibatan subyek dalam perilaku hubungan seks pranikah. Terlihat pula adanya gangguan komunikasi antara orang tua anak yang tampil dalam perilaku negatif dari orang tua anak atau sebaliknya. Ketaatan beribadah dan latar belakang keluarga yang religius tidak menjamin subyek tidak terlibat dalam perilaku tersebut. Semua subyek tidak pernah mendapat pendidikan seks dari orang tuanya. Subyek lebih suka membicarakan masalah seksual bukan dengan orang tua melainkan dengan teman.
Berdasarkan hasil tersebut, dirasakan pentingnya pendidikan seks tidak hanya untuk remaja tapi juga untuk orang tua.
Menurut model sistem seksual Abramson, faktor yang mempengaruhi struktur kognitif seseorang sehingga ia menampilkan perilaku seksual tertentu adalah faktor kematangan, faktor norma sosial (narma agama, masyarakat, teman sebaya), faktor standar yang ditanamkan orang tua, faktor pengalaman seksual sebelumnya, faktor peristiwa endukrinologis, faktor rangsang yang dikondisikan dan tak dikondisikan, faktor fisiologis serta faktor parameter situasi.
Dalam penelitian ini akan dilihat faktor-faktor tersebut pada subyek, faktur yang dirasakan/muncul/terlintas sesaat sebelum subyek terlibat dalam perilaku hubungan seks pranikah serta bagaimana faktor yang dirasakan/muncul/terlintas itu mempengaruhi struktur kognitif subyek sehingga subyek akhirnya terlibat dalam perilaku tersebut. Selain itu akan dilakukan juga tinjauan terhadap tiga hal yang dianggap berkaitan dengan perilaku hubungan seks pranikah. Ketiga hal tersebut adalah: situasi keluarga, ketaatan beribadah, dan hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan dan pendidikan seksual.
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang dilakukan terhadap 5 orang remaja puteri yang berusia antara 11 - 24 tahun dan belum menikah. Teknik pengumpulan datanya adalah dengan wawancara mendalam. Analisis dilakukan pada setiap kasus secara individual dan rangkuman analisis dalam bentuk tabel.
Dari hasil analisis terhadap lima kasus dengan model sistem seksual Abramson diperoleh hasil bahwa faktor-faktor yang dirasakan/muncul/terlintas sesaat sebelum subyek terlibat dalam hubungan seks pranikah adalah hal-hal yang berkaitan dengan norma sementara hal-hal yang bersifat biologis umumnya tidak disadari. Tidak dipungkiri, faktor emosional dan situasional berperan dalam keterlibatan subyek dengan hubungan seks pranikah.
Dari analisis terhadap situasi keluarga diketahui kurangnya pengawasan orang tua, pola asuh orang tua yang permisif berpengaruh terhadap keterlibatan subyek dalam perilaku hubungan seks pranikah. Terlihat pula adanya gangguan komunikasi antara orang tua anak yang tampil dalam perilaku negatif dari orang tua anak atau sebaliknya. Ketaatan beribadah dan latar belakang keluarga yang religius tidak menjamin subyek tidak terlibat dalam perilaku tersebut. Semua subyek tidak pernah mendapat pendidikan seks dari orang tuanya. Subyek lebih suka membicarakan masalah seksual bukan dengan orang tua melainkan dengan teman.
Berdasarkan hasil tersebut, dirasakan pentingnya pendidikan seks tidak hanya untuk remaja tapi juga untuk orang tua.