Abstract
Di era perdagangan dan industri yang semakin pesat mengakibatkan mobilitas penduduk semakin tinggi. Dengan demikian permintaan akan telekomunikasi bergerak semakin meningkat. Mengingat sistem telepon bergerak selular mempunyai banyak kekurangan, maka dikembangkan konsep Personal Communication Network atau Personal Communication System yang memberikan mobilitas terminal maupun portabilitas pelayanan. Sistem yang mendukung diantaranya adalah Personal Handy-phone System (PHS) yang dikcmbangkan di Jepang dan Digital European Corrdless Telecommunication (DECT) di Eropa. Kedua sistem ini memiliki persamaan dan perbedaan. Dari perbedaan yang ada, maka diketahui penerapan masing-masing sistem yang lebih sesuai sebagai penyelenggara PCNIPCS di Indonesia. Penerapan untuk semua aplikasi di kota-kota besar, metropolitan maupun megapolitan lebih sesuai jika menyelenggarakan PHS. Sedangkan DECT bisa diterapkan di kota-kota menengah. Selain itu, untuk aplikasi perkantoran, DECT bisa bekeda sama dengan GSM menggunakan handset dual mode.