:: UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Aplikasi sistem siaran menggunakan video server sebagai pengganti pita magnetik pada PT. RCTI

Mohamat Sudiantoro; Dodi Sudiana, supervisor (Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006)

 Abstrak

Perkembangan teknologi saat ini mendorong segala sesuatu diolah dan diproses secara digital. Siaran televisi analog pertama dilakukan pada tahun 1941 (NTSC, B/W), colour NTSC pada tahun 1953 dan sistim PAL dan SECAM diperkenalkan pada tahun 1960. Pada tahun 1982, insinyur broadcast berhasil membuat video digital. Standart HDTV diluncurkan pada tahun 1990, MPEG-1 pada tahun 1991, JPEG pada tahun 1992, DBV dan MPEG-2 pada tahun 1994 dan terus berkembang hingga saat ini. Di Indonesia saat ini, hampir semua stasiun TV yang beroperasi merekam gambar analog yang dilihat pada alam bebas dan memrosesnya ke dalam bentuk digital, walaupun pada akhirnya disiarkan dalam bentuk analog. Penyiaran analog ini erat kaitannya dengan perangkat penerima yang dimiliki oleh pemirsa di Indonesia. Lensa kamera menangkap pantulan cahaya dari obyek kemudian menterjemahkan intensitas cahaya yang masuk kedalam sinyal listrik analog. Pada fase proses analog, sinyal listrik tersebut kemudian disimpan kedalam pita magnetik dan selanjutnya mengalami proses editing sebelum ditayangkan. Dalam fase ini, pita magnetik menjadi titik lemah utama. Untuk mengatasi hal ini, proses pengolahan sinyal analog digantikan proses pengolahan data digital. Sinyal analog dikonversi menjadi data digital dan dikompresi dengan format MPEG 2. Media penyimpan tidak lagi menggunakan pita magnetik, melainkan hardisk. Pengolahan sinyal audio dan video dalam bentuk data digital ini merupakan langkah awal dari perubahan perubahan besar lainnya seperti streaming video, video on demand dan digital terestrial. Tugas Akhir ini akan membahas penerapan sistim siaran tanpa pita magnetik di RCTI dan menganalisa gangguan-gangguan terhadap kualitas audio dan video on air. Analisa dilakukan dengan menempatkan diri sebagai penonton dirumah kemudian melakukan penelusuran terhadap titik-titik yang dapat menyebabkan gangguan tersebut.

Nowadays, the evolution of technologi makes everythings being process in digital ways. The first analog TV broadcast done in 1941 (NTSC, B/W), colour NTSC in 1953 and PAL system and SECAM introduced in 1960. In 1982, broadcast engineers found digital video. HDTV Standard have launched in 1990, MPEG-1 in 1991, JPEG in 1992, DBV and MPEG-2 in 1994. In Indonesia, almost every TV station capture the anolog image and process the analog image in digital way even tough they broadcast it in analog ways. They broadcast in in analog analog ways because Indonesian people only have analog TV receiver. Camera lens capture some lights from the object then translate it to electrical signal. In analog phase, the signal saved in magnetic tape and done some editing process before it broadcasted. In this phase, the magnetic tape is the main weakness. To avercome this weakness, they repleace the analog signal process with digital video process. The analog signal convert to digital video MPEG2. Then the storage media is not only magnetic tape, we can use an harddisc to save digital video. This phase is the fisrt step to digital video broadcast. This final project tell us about the aplication of tapeless on air system in PT. RCTI and analys the on air disturbance.

 File Digital: 1

Shelf
 S40325-Mohamat Sudiantoro.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : S40325
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Penerbitan : Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik : xi, 46 hlm. : ill. ; 30 cm. + lamp.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S40325 14-22-85227535 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20244231