Studi pengaruh perendaman dan temperatur terhadap kekuatan tekan komposit serat gelas/poliester
Benny Oktora;
Bondan Tiara Sofyan, supervisor
(Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997)
|
Dewasa ini, penggunaan material komposit serat geias/poliester semakin banyak diminati pada aplikasi lingkungan air karena sifatnya yang mama, yaitu tingginya rasio kekuatan terhadap berat dan pembuatan bentuk yang tak terbatas serta kemurahan bahan-bahan bakunya. Dengan adanya kombinasi antara beban selama pemakaian (tekanan hidrostatis) dan lingkungan pemakaian seperti perendaman dan temperatur tinggi, komposit sefat gelas/poliester mempunyai keterbatasan. Dengan perendaman dan temperatur tinggi akan sama-sama mengurangi kekuatan matriks, sehingga akan mengurangi kekuatan tekan arah longitudinal komposit serat gelas/poliester, yang dikenal sebagai matnir dominated strength. Sampel komposit pada penelitian ini adalah kombinasi resin poliwter jenis General Purpose (GP) dan serat gelas jenis E-glass dengan bentuk Chopped Strand Mat (CSM) dan Woven Roving (WR). Dimana serat gelas tersusun dengan urutan: 3CSM, IWIL BCSM, IWR, ZCSM. Sampe! ini direndam pada media air selama 552 jam dengan variasi temperatun 26°C, 6o°C, dan 90°C Adapun dimensi dan pengujian tekan mengguuakan standar ASTM D695-80. Dan pengamatan foto makro dilakukan terhadap perpatahan yang terbentuk pada setiap kondisi. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa perendaman hingga di bawah temperatur gelas (Ts=73°C [12]) akan menyebabkan pertambahan berat, sementara di atas temperatur gelas, tidal: menyebabkan pertambahan berat komposit serat gelas/poliester. Peningkatan temperatur perendaman akan menyebabkan penurunan kekuatan tekan arah longitudinal komposit serat gelas/poliester. Pada perendaman di bawah temperatur gelaa, penunman kekuatan telcan arah longitudinal dipengaruhi oleh penyerapan air pada matriks, sedangkan di atas temperatur gelas, dipengaruhi oleh temperatur tinggi. Pada perendaman di bawah temperatur gelas, peningkatan temperatur akan menyebabkan semakin terbukanya perrnukaan retak. Sedangkan pada perendaman di 8183 tempemturgelas, perpatahan menjadi sangat getas yang pelepuhan metriks (matrix blistering). Mode perpatahan akibat beban tekan arah longitudinal adalah shear mode. Dan perambatan retak terjadi pada serat gelas WR. |
S41951-Benny Oktora.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | S41951 |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | unmediated ; computer |
Tipe Carrier : | volume ; online resource |
Deskripsi Fisik : | ix, 43 pages : illustration ; 28 cm + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
S41951 | 14-22-49835215 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20244907 |