Kebutuhan besi tuang nodular dunia semalcin menanjak tajam, seiring dengan perkembangan industri oromonjrf Penggunaan besi tuang nodular yang Iuas karena pertimbangan .sifat-sjfar yang dimiliki yairu mempunyai kelmatan yang tinggi dan keuletan yang relaryf' linggi dibandingkan dengan besi wang Icelabu karena adarzya grajir yang berbentuk bulat. Sifat ini menyerupai baja tetapi dengan harga yang relanfflebih murah. Sifar mekanis besi tuang nodular dapar ditingkatkan dengan pengontralan rerhadap struktur matrilc yang terbenrulc Pada penelirian ini untuk meninglcatkan s{;?zt melcanisnya dilalmkan proses Icombinasi antara penambahan zmsur paduan tembaga (Cu) dan perla/man panas ausremper yang menghasilkan ADI (Austemper Ducrile [ron ) yang merzghasilkan sifar mekanis yang baik anrara kekuatan tariff dan keulerannya. Sifat mekanis besi tuang nodular ini meninglcaf dengan meningkalnya kadar tembaga (Cu) dalam besi tuang. Penambahan 0,35% Cu meningkatkan UTS sebesar 34,2% dan 0,85% Cu sebesar 58,3%. Regangan mengalamf penurunan 49,6% dengan penambahan 0,35% Cu dan 65, 7% dengan penambahan Cu sebesar 0.85%. Dalam perlakuan panas austemper, proses austenisasi sangat mempengaruhi .Wat mekanis yang dihasilkan. Pada ausrenisasi 750"C sgfar melsanisnya rendah dari kondisi as-cast.sedangkan pada 850°C sU'at jauh lebih tinggi dar! kondisi as-cast. Pada austenisasi 750°C belum tezjadi austenisasi sehingga hasil akhir seielah auslemper retap perlit dan jérit, seahngkan austenisasi 850°C matrik akhir yang dihasilkan bainit dan sedikit ausrenir sisa Icarena relah ierjadi austenisasi sehingga kekuaran mekanisnya linggi. Hasil oplirnal dari penelirian ini dqseroleh pada besi wang nodular dengan kandungan tembaga 0.85% dan pada temperaiur ausrenisasi 850°C dengan walau rahan 15 menit. |