Full Description
Cataloguing Source | |
Content Type | |
Media Type | |
Carrier Type | |
Physical Description | xi, 46 hlm. : ill. ; 30 cm. + lamp. |
Concise Text | |
Holding Institution | Universitas Indonesia |
Location | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
- Availability
- Digital Files: 1
- Review
- Cover
- Abstract
Call Number | Barcode Number | Availability |
---|---|---|
S41548 | TERSEDIA |
No review available for this collection: 20245334 |
Abstract
Duplex atau ferritic - austenitic stainless steel (DSS) telah banyak
digunakan dalam berbagai bidang aplikasi. Aplikasi material ini yang
begitu besar dikarenakan ketahanan material tersebut terhadap korosi.
Kekuatan dan ketangguhan yang tinggi, dan juga mempunyai kekuatan fatik
yang tinggi. Karakteristik material ini sangat dipengaruhi kesetimbangan
fasa feril-austenit, dimana keseimbangan dua fasa ini dipengaruhi oleh
komposisi kimia dan siklus termal yang dialami sebelumnya. Karena proses
pengelasan maka rasio komposisi kedua fasa akan berubah dan dapat
mengakibatkan perubahan sifat mekanis material ini.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh perlakuan panas ani! dan aging terhadap mikrostruktur dan kekerasan mikro pada lasan duplex stainless steel UNS 531803. Perlakuan panas ini juga akan memberikan data perubahan kandungan fasa feril dan fasa presipitat yang mempengaruhi kekerasan mikro.
Perlakuan panas anil pada temperatur 1100°C memberikan keseimbangan ferit dan austenit pada semua daerah yang mendistribusikan kekerasan secara merata. Perlakuan aging pada temperaiur 900°C nienurunkan kandungan fasa ferit dan membentuk fasa presipitat yang meningkatkan kekerasan. Perlakuan anil sebelum aging mengurangi jumlah fasa presipitasi yang terbentuk dibandingkan dengan perlakuan panas aging tanpa anil sebelumnya. Semakin lama waktu tahan pada aging akan meningkatkan jumlah fasa prenpiral.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh perlakuan panas ani! dan aging terhadap mikrostruktur dan kekerasan mikro pada lasan duplex stainless steel UNS 531803. Perlakuan panas ini juga akan memberikan data perubahan kandungan fasa feril dan fasa presipitat yang mempengaruhi kekerasan mikro.
Perlakuan panas anil pada temperatur 1100°C memberikan keseimbangan ferit dan austenit pada semua daerah yang mendistribusikan kekerasan secara merata. Perlakuan aging pada temperaiur 900°C nienurunkan kandungan fasa ferit dan membentuk fasa presipitat yang meningkatkan kekerasan. Perlakuan anil sebelum aging mengurangi jumlah fasa presipitasi yang terbentuk dibandingkan dengan perlakuan panas aging tanpa anil sebelumnya. Semakin lama waktu tahan pada aging akan meningkatkan jumlah fasa prenpiral.