Abstrak
Dari pengamatan penulis bila mengunjungi rumah sakit pada umumnya, maka banyak pendamping pasien yang duduk-duduk menunggu di selasar ruang rawat inap pasien. Padahal selasar tersebut merupakan jalur lalu-Iintas penting yang harus bebas hambatan. Sehingga bila dipakai untuk duduk-duduk, selain mengganggu kelancaran alur gerak pasien, staf maupun peralatan, juga merubah esensi dan selasar tersebut. Kondisi ini jelas tidak nyaman baik bagi pendamping maupun orang yang hendak melewati seIasar tersebut.
Disini penulis ingin meneliti latar belakang yang menyebabkan fenomena ini ditinjau dan segi kultur budaya maupun sosio-psikologis masyarakat Indonesia pada umumnya. Apabila hal ini terbukti merupakan suatu kultur atau tradisi yang bersifat baik, artinya dapat mendukung kesembuhan keluarganya yang sedang dirawat, maka pendamping pasien ini perlu diperlakukan secara lebih manusiawi dengan menyediakan tempat untuk beristirahat dan melakukan kegiatan sehari-hari.