Perumahan bertema (themed housing) menjadi semacam trend dikalangan pengembang perumahan. Berbagai tipe perumahan muncul dengan berbagai tema Kota dunia, maupun Indonesia. Sebagai sebuah sirategi marketing, jurus ini cukup efektif dalam meningkatkan penjualan unit rumah. Dilihat dari wacana arsitektur sendiri, desain seperti itu hanya merupakan potongan, bahkan serpihan yang tidak memiliki makna apa-apa, semu, tanpa akar.Terlepas dari perdebalan tersebut, bagaimana pendapat masyarakat selaku konsumen dari perumahan ini, apakah mereka membeli karena desain/konsep yang ditawarkan? Ataukah ada faktor lainnya?Apa yang menyebabkan bentuk rekreatif dan harfiah lebih dapat diterima, disukai, dan dibeli oleh masyarakat, walaupun dennan harga yang tidak murah. Lebih jauh Iagi, bagaimana seharusnya seoiang arsitek memposisikan diri dalam wacana seperti ini?Tulisan ini mencoba untuk melihat fenomena perumahan bertema dari sudut pandang yang berbeda; masyarakat/konsumen. Themed housing becomes a trend in the wortd of housing developers. Many types of houses appear with many themes of worid cities, and aiso indonesian. As a rnanketing strategy, this kind of way is mostiy efticient to rise the number of house setfng. From architectural view; that kind of design are a meaningless part fake, rootless.In the other hand, what about the public's opinion, as the consument did they buy it because of the design or concept, Or is there any other factors?What makes many recreational forms can be accepted, liked and bought by the consuments, although with an expensive price. Further more, how do architect take his position in this condition?This writing tries to observe the phenomena of this themed housing from different view, the consument view. |