:: UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Ekspresi seksualitas pada arsitektur bangunan dan pola pemukiman tradisional. Dengan studi perbandingan perkampungan tradisional penganut sistem patriarchy dengan matriarchi

Regulus Nathan Hidayat; Achmad Hery Fuad, supervisor (Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003)

 Abstrak

Pada dasamya didalam hidup ini manusia dibagi menjadi 2 jenis, yaitu laki-Iaki dan wanita, dan keduanya memiliki ekspresi seksual yang berbeda. Melalui sifat-sifat, perbuatan, penampilan, dan periakuan, seksualitaspun dapat bisa diekspresikan. Tanpa disengaja sebuah rancangan muncul seperti naluri, melalui tarikan garis, pemikiran bentuk, dan konsep. Dan semua itu tidak bisa dipungkiri keluar begitu saja, karena keinginan seseorang untuk mengekspresikannya. Demikian pula dengan seksualitas manusia_ yang tanpa sengaja muncul diantara rancangan-rancangannya. maka dari itu bisa kita Iihat bangunan-bangunan yang begitu sensual, begitu kokoh, begitu memikat, dan memperdaya, semua itu muncul dari hasrat si perancang. Akan tetapi ranczngan itu sudah tidak mumi lagi, terlalu banyak faktor Iain berpezan dalam arsitektur sekarang ini, oleh karena itu untuk melihat eskpresi seksual yang mumi, kita memerlukan arsitektur yang juga belum banyak dipengaruhi oleh pemikiran modem.
Seperti halnya di masyarakat tradisional, dalam bangunannya dan pemukimannya masih bisa kita rasakan kekokohan dan kelembutan dari arsitekiumya, ha! itu tidak terlepas dari pada pola hidup dalam masyarakatnya itu sendiri, apakah Iaki-laki yang berkuasa didalamnya atau justm waniia memegang peranan yang penting. Hal-hal tersebut sangat berpengaruh dalam pembentukkan karakter dari seksualitas bangunan dan pemukimannya. Sepeni halnya dalam masyarakat Kalimantan dan Flores Wolotopo yang dibahas, memiliki sistem patriarchy didalamnya, terlihat dari beberapa aspek bangunan dan polanya bahwa sifat yang muncul dominan Iaki-taki. Meskipun dalarn telaahannya di Kalimantan memiliki penyimpangan sifat wanita pada pemukimannya, juga seperti di Wolotopo bangunannya juga mengalami penyimpangan dalam penggambarannya. Bangunan di Wolotopo dianggap sebagai sosok wanita. Sedangkan dalam masyarakat Flores Bena yang memiliki sistem matriarchy terlihat bahwa sifat dominan dalam bangunan dan pola pemukimannya adalah wanita.

 File Digital: 1

Shelf
 S48330-Regulus Nathan Hidajat.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : S48330
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik : xvi, 57 hlm.; ill.; 30 cm. + lamp.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S48330 14-21-025726869 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20245820