Kehadiran arsitektur dapai dilihat sepedi sebuah sinema, dalam dimensi ruang dan waktu. Sebuah bangunan dapat dilihat sebagai sebuah rangkaian urut-urutan atau fragmen, dan juga memiliki sebuah cerita. Meski secara esensial arsitektur berbeda dengan film dan segi dimensi dan cara penyampaian, namun memiliki kesamaan dalam segi pengeksplorasian ruang volumetlik dalam walctu. Eksplorasi baru dalam dunia arsitektur dengan analogi teknik dan metode dalam dunia sinematografi yang menambah kevariasian arsitek dalam mengolah ruang dan menghasilkan sebuah karya arsitektur.Tulisan ini mencoba menganalisis bagaimana sebuah karya arsiteklur dapat dilihat clan dialami sebagai sebuah rangkaian sinematik. Beberapa teori praktis Elm dari studi literatur menjadi bahan pengolahan analisis, dilihat sebagai sebuah pengalaman ruang bukan sekedar visualisasi. Pada karya-karya arsitektur di Indonesia yang menjadi objek pengamatan dan Studi kasus, fenomena simulasi dalam arsitektur secara tidak disadan teraplikasikan. Meski tidak seluruhnya dapat kita temui pada karya-karya tersebut, namun cukup menjadi sebuah wahana baru dalam dunia arsitektur. |