Skripsi ini ditujukan untuk mengidentifikasi sebuah pertumbuhan kota Jakarta berdasarkan pengaruh faktor transportasi dan aksesibilitas yang ada di kota tersebut, bagaimana faktor ini mempengaruhi bentuk fisik kota dan pola guna lahannya. Transportasi akan dibahas dengan mempertentangkan karakter transportasi berdasarkan kriteria transit dan privat. Aspek-aspek terpenting dari transit yang dapat mempengaruhi wajah kota adalah kapasitas, jarak antar simpul, dan kepadatan yang bisa dilayani. Karakter ini kemudian akan memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap pertumbuhan daerah di sepanjang lini transportasi bersangkutan.Pertumbuhan Jakarta berdasarkan moda transportasi dapat dibagi menjadi tujuh tahapan. Tahapan-tahapan ini adalah era kanal-kanal dan pedestrian, era kereta kuda, era kereta api, trem, masa jaya kendaraan bermotor pada level jalan raya, yaitu kemunculan mobil dan bus kota, jalan lingkar luar, dan urban sprawl pada kota, sebagai tahap terkontemporer dari perkembangan kota Jakarta.Dampak dari setiap moda pada perkembangan setiap tahapan sangat spesifik. Pertumbuhan daerah ini bisa diamati dengan melihat pola guna lahannya (Jand use). Analisis skripsi ini mengutamakan teori Harvey dan Clark mengenai perubahan pola guna lahan yang menunjukkan kecenderungan menuju kenampakan kekolaan. Berbagai kecenderungan ini menunjukkan kecenderungan pola-pola tertentu, yaitu Concentric Development (konsentris), Ribbon Development (memita), dan Leap Frog (melompat).Secara spesifik, sebaran pola guna lahan yang akan dibahas dengan kasus Jakarta adalah sebaran perkantoran dan perdagangan, industri, real estate, sebaran penduduk, dan kenaikan harga lahan yang mungkin terjadi.Tentunya, skripsi ini dibuat dengan mempertimbangkan adanya kemungkinan bahwa pola ini tidak terjadi secara linear. Tidak selalu hanya transportasi yang berpengaruh kepada pola guna lahan. Terkadang, berbagai kebijakan politik dan faktor-faktor lain mempengaruhi permintaan / kebutuhan akan moda transportasi dan pola ini terjadi terbalik. Karena itu, pembahasan mengenai berbagai kebijakan desentralisasi yang tidak disertai dengan kebijakan transit yang baik juga dimasukkan sebagai perkembangan terkontemporer dari Jakarta. |