:: UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Gonjong sebagai simbol etnik dan peleburannya dalam modernitas arsitektur Minangkabau. (Kasus studi: Mesjid Raya Sumbar oleh Rizal Muslimin dan Kampus Universitas Andalas, Limau Manis oleh Hasram Zainoeddin) = Gonjong as the ethnic symbol related to the modernity of Minangkabau architecture. (Case study: Mesjid Raya Sumbar by Rizal Muslimin and Andalas University, Limau Manis by Hasram Zainoeddin ).

Ratna Delia Octaviana; Sihombing, Antony, supervisor (Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007)

 Abstrak

Siapa nyana kepiawaian orang Minangkabau, Sumatera Barat (Sumbar), berpantun-pantun adat, berpetatah-petitih atau bersastra sedari dulu sampai sekarang ternyata bisa membuahkan hasil yang mengagumkan. Salah satunya, arsitektur rumah bagonjong. Tiap elemen Rumah Gadang memiliki denotasinya masing - masing. Dia ada karena makna oleh karena itu dia adalah simbol. Gonjong adalah salah satu simbol etnik itu. Gonjong merepresentasikan makna filosofi Minang yang terabstrasikan kedalam bentuknya. Pengejawantahan nilai-nilai filosofis itu ke dalam bentuk arsitektural memberikan arti tersendiri bagi arsitektur sebagai wadah ilham dan pemikiran terdalam manusia. Terkait dengan modernitas arsitektur vernakular Minang saat ini, simbol pun melebur. Perwujudan manifestasi baru mencoba untuk mencipta citra gonjong moderen dalam persepsi masyarakat awam. Lalu bagaimanakah peleburan gonjong sebagai simbol etnik ini dalam konteks modernitas arsitektur Minang? Adakah manifestasi baru itu tetap memenuhi kaidah murni dari bentuk adatnya ataukah mungkin justru berbeda?. Pertanyaan ini yang ingin saya kaji dalam penulisan skripsi ini yakni pemahaman mengenai gonjong sebagai simbol etnik dan menganalisis bentukan baru dari hasil peleburannya dalam modernitas arsitektur Minang. Untuk memahaminya saya mengkaji berdasarkan konteks sejarah dan mitos dari simbol etnik itu sendiri, terkait dengan teori semiotik dan diakhiri dengan analisis bentuk untuk menyesuaikan kaidah bentukan baru itu terhadap kaidah murninya.

No one ever thought that the skilled of Minangkabau people for making a poem from here and now can produce an outstanding result. The architecture of Rumah Bagonjong is one of it. Each of the element of Rumah Gadang have their own denotation. Meaning caused presence, so that it's called symbol. Gonjong is one of the ethnic symbol. It's represent a meaning from Minang philosophy that abstractedly on it's form. The manifestation of local content and philosophy value on architectural form has produce their own meaning for architecture as result for human deepest thought. Related with modernity vernacular architecture, that symbol was assimilate. The newest manifestation try to create a new image of modern gonjong on people perception. Thus how was the assimilation of gonjong responded to the modernity of Minangkabau architecture?. Does it new manifestation still fulfill it pure requirement or not?. These inquiries are what I expected to answer by conferring an outlook about gonjong as the ethnic symbol and its assimilation on modernity Minangkabau architecture. The assessment is based on the history and myth related to the theory of semiotic and by analysing the form to make a comparison between the new image of the modern gonjong with the pure requirement of traditional gonjong.

 File Digital: 1

Shelf
 S48370-Ratna Delia Octaviana.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Kata Kunci

 Metadata

No. Panggil : S48370
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Penerbitan : Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik : xii, 84 hlm. : ill. ; 23 cm.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S48370 14-20-951659410 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20246031