Perkembangan perekonomian, yang memacu kegiatan bisnis di Jakarta, membunt daerah permukiman penduduk secara cepat meluas ke pinggiran kota. Akibatnya mobilitu, penduduk menjadi tinggi dan kemacetan pun tak dapat dihindari. Tinggal di apartemen secara perlahan dikenal oIeh masyarakat Jakarta, yung awalnya menawarkan kemudahan aksesibiiitas dan gaya hidup modern. Sejak itu, banyak pengembang yang tertarik untuk membangun apartemen yang fasilitas-fasilitasnya yen_ mewah. Namun nyatanya banyak apartemen yang tidak terjual. Penulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor psikologis gaya hidty yang menurut Amos Rapoport (1994) merupakan aspek budaya yang paling tepat unitil, perencanaan dan perancangan lingkungan -- sebagai salah satu unsur yang menentukait pemilihan apartemen sebagai hunian, serta mengidentifikasi penerapan konsep gaya hidttp tersebut ke dalam apartemen. Penulisan ini memakai metode demografis sebagai dasarnya, dan diperkuat dengim pendekatan psikografis. Manfaat metode psikografis antara lain untuk tnempertajam sasaran pasar yang sudah diberikan oleh survei demografis, sekaligus deskripsi pemakaiannya. Karena pemilihan hunian ternyata juga ditentukan oleh gaya hidup (life style) dan nilai-nilai yang dianut (value). |