Oksida logam tertentu seperti CeO2 temyata dapat menjadi oksidan dalamreaksi parsial oksidasi CH4 menjadi gas sintesis dengan rasio H2/CO yang tinggi.CeO2 yang telah tereduksi oleh CH4 selanjutnya digunakan untuk mereduksi CO;menjadi CO. Siklus seperti ini secara potensial dapat diterapkan untukmemproduksi gas sintesis sekaligus mengubah gas CO2 yang mempunyai kontribusiterhadap pemanasan global menjadi gas yang berguna dalam industri proses.Pembuatan oksida logam CeO2 dari Ce(SO.;);-41-120 (Merck) dilakukandengan menggunakan rnetode presipitasi dan dikarakterisasi dengan metodeadsorpsi isotermal dan spektroskopi inframerah. Butiran Ce02 yang diperolehbemarna kuning tipis yang memiliki luas pennukaan sebesar 4,171 m2/gOksidasi CH4 dan reduksi CO2 dilangsungkan di dalam reaktor quartz jenisunggun tetap (fixed bed). Sebelum digunakan, CeO; (0,3 g) terlebih dahuludioksidasi oleh O2 selama 1 jam pada 700°C. Reaksi oksidasi CI-L; dilangsungkanpada temperatur 650-750°C dan laju umpan 40-80 ml/men, sementara reduksi CO2dilakukan pada 500°C dan laju umpan 80 ml/men. Real-:si oksidasi H2 dan metodeperlakuan termal diguuakan sebagai pembanding kemampuan CH4 dalammereduksi oksigen dari CeO2.Hasil penelitian menunjukkan oksidasi CH4 dapat terjadi pada temperatur diatas 600°C. Secara Umum, laju pembentukan produk meningkat dengan kenaikantemperatur dan laju umpan. Laju pembentukan tertinggi H2 dan CO masing-masingsebesar 2,54 x 104 dan 1,02 x 104 mol/men diperoleh pada laju umpan CH4 sebesar80 ml/men dan T = 750°C. Untuk semua kondisi operasi, CO2 dan H20 terbentuk ditahap awal reaksi CeO2 yang telah teleduksi digunakan untuk mereduksi CO2menjadi CO dengan laju pembentukan CO tertlnggi sebesar 5,2 x 10's moi/men.Kemampuan CH4 mereduksi CeO; jauh lebih bagus daripada metode perlakuantermal. Dibanding keduanya, kinerja H2 dalam mereduksi CeO2 tersebut masih lebihbaik. |